Sunday, June 28, 2020

Promosikan Diri di Jobstreet hanya dengan 300 Karakter

Promosikan diri Anda !

Bagi para JobStreeters yang menggunakan JobStreet untuk melamar pekerjaan pasti tidak asing dengan promosi singkat. Sebelum mengajukan lamaran ke perusahaan yang dituju, kamu sebaiknya menuliskan secara singkat maksimal 300 karakter tentang diri kamu dan kemampuan yang dikuasai, juga mengapa perusahaan harus memilih kamu sebagai karyawan.




Karena sudah terbiasa menulis surat lamaran yang panjang, pasti kita bingung ketika menulis promosi diri yang karakternya dibatasi hanya 300 karakter aja. Akhirnya promosi diri yang ditulis hasilnya kurang bagus dan tidak meyakinkan para HRD untuk mengundang kamu ke tahap berikutnya.

Promosi singkat adalah salah satu hal terpenting dalam melamar pekerjaan selain CV juga. Bisa dibilang, promosi singkat yang ditulis akan menjadi kesan pertama para perekrut terhadap kamu. Oleh karena itu, JobStreeters perlu tahu nih, bagaimana cara membuat promosi singkat yang benar dan efektif agar perekrut tertarik dan yakin dengan kamu.


Tulislah dengan Bahasa Indonesia yang baik
Tulisan dengan penggunaan tanda baca dan huruf kapital yang tepat, serta susunan kalimat yang baik akan mencerminkan karakter dan tingkat intelektual kamu loh. Menjadi poin plus jika kamu dapat menuliskannya ke dalam Bahasa Inggris. Tentunya dengan grammar yang benar.





Pastikan kemampuanmu sesuai dengan posisi yang dilamar

Salah satu hal yang penting, karena para perekrut tentunya ingin kandidat yang mempunyai pengalaman dan skill sesuai posisi yang dibuka. Kamu dapat menjelaskan keahlian dan pengalaman bekerja dengan kalimat singkat. Contohnya:


“Menguasai videografi. Mampu mengoperasikan Adobe Premiere. Pengalaman Kameramen di SCTV selama 5 tahun. Dapat berbahasa Inggris secara lisan dan tulisan.”


Kalau JobStreeters adalah seorang fresh graduate yang belum mempunyai pengalaman, kamu tetap perlu menjelaskan kemampuan yang dikuasai, meskipun itu hal-hal kecil atau umum dipunyai orang.



Hindari hal-hal generik

Diusahakan untuk menghindari kalimat penutup dalam promosi, seperti “Besar harapan saya dapat diterima”, atau “Saya akan bekerja keras untuk kemajuan perusahaan.” HRD sudah kebal sama kalimat kayak gitu, dan hal-hal seperti itu tidak akan mendapat penilaian, karena hal pertama yang dibutuhkan adalah skill dan pengalaman. Kerja keras hanya dapat dinilai saat sudah mulai bekerja

Jadi kalo dicontohkan tulisan promosi singkat yang baik berdasarkan poin-poin tadi, beginilah kira-kira contohnya.

“Lulusan baru S-1 Ilmu Komunikasi. Mempunyai kemampuan menulis artikel soft/hard news yang baik. Mengerti fotografi dan editing. Mampu menulis dan berbicara dalam Bahasa Inggris. Pengalaman magang di JobNews selama 3 bulan.

Wednesday, April 29, 2020

Procrastinate On Purpose

Natural Time Multipliers think like this:

"What can I do today, that would make tomorrow better?"

"What can I do right now, that would make the future better?"


Multipliers realize that next generation time management has much more to do with what you don't do, than what you do do.  Multipliers realize that perfection is achieved not only when nothing more can be added, but when nothing more can be taken away.


Eliminate + Automate + Delegate + Procrastinate + Concentrate


Can I eliminate this?


Can I automate the task?


Can I delegate the task to somebody else?

- "...Why don't you train someone else to do it?"

- "Well, because they just can't do it as well as I can."

That may be true once, maybe twice, but it is only true absent the significance calculation. If you think longer term, you realize they'll be able to master the task, just like you were. Give yourself the permission of imperfect, for a little while. Because over time, they'll be able to figure it out.


If you can't eliminate, automate, or delegate a task, that task drops out the bottom of the funnel, at that point, there's only one question, and that question is: "Can this wait until later?"


If the task must be done now, then that's what we call "concentrate". It's all about focus, and eliminating distractions.


If the task can wait until later, then that's not eliminate, automate or delegate, that is what we call "procrastinate on purpose".



Monday, March 23, 2020

HERD IMMUNITY DAN KONSEKUENSI

Dapat dari Grup Wassap, susah bacanya kalau di WA, jadi ditaruh disini aja biar lebih proper membacanya :-)


HERD IMMUNITY DAN KONSEKUENSI
Oleh Rendy Saputra,
Alumni Petroleum Engineering, ITB (Fii Sabilillah, Founder Berkah Box- IG: @ustadzrendy)


Maju mundur saya mau nuliskan ini. Sudah sejak dua hari lalu. Takut disalah artikan. Karena teori dan pilihan skenario ini berat. Nampaknya gak ada pilihan lain.

Kemarin saya gak memproduksi tulisan apa-apa. Diam. Banyak diskusi dengan seorang Mahasiswa Doktoral di Univ Pisa Italia. Diskusi juga dengan sahabat yang lagi nemenin istrinya S3 di Belanda. Bincang juga dengan Dokter yang lagi ambil Sub Spesialis di Kobe Jepang. Simpulannya sama : Herd Immunity.

Sebelum saya menuliskan skenario ini. Saya ijin menyampaikan disclaimer dulu. Saya orang awam. Bukan ahli apa-apa.

Latar belakang pendidikan sempet kuliah engineering. Sempat doank. Jadi tulisan saya boleh dikritik, karena saya bukan virolog, bukan juga dokter klinis, atau expert di bidang corona. Jadi dalam membaca tulisan saya, jangan begitu percaya. Tulisan orang awam. Biasa aja.

Saya menulis ini karena dorongan banyak temen-temen. Saya menyadari punya kemampuan menulis. Maka niatnya membantu orang lain mudah faham. Maka saya menulis, agar kemudian kita memahami jalan keluar dari kabut gelap kedepan.

Bombardir pertanyaannya selalu sama.

Menurut ente kapan Rend ini berakhir?
Vaksin bakalan bener ada atau nggak?
Ini jalan keluarnya kira-kira bagaimana ya?

Dan seterusnya.

Pertanyaan itu yang membuat saya tenggelam dalam berbagai literatur ilmiah. Dalam dan luar negeri. Hingga website resmi corona virus yang berbahasa Italia itu saya coba terjemahkan satu-satu istilahnya di grafik. Capek memang.

Pertanyaan itu pula yang menggiring kepala saya pada satu skenario paling mungkin di Indonesia : Herd Immunity.

***

Agar kita bisa memahami tentang pilihan sulit ini, ijinkan saya membahas tentang apa yang dilakukan Wuhan, Korsel dan Italia. Versus dengan apa yang dilakukan Iran.

Di Wuhan, Korsel dan Italia, skenario Lockdown terbukti berhasil. Karena memang warganya dan pemerintahnya punya kapasitas.

Warganya punya tabungan untuk hidup kedepan. Warganya teredukasi. Hampir semua connected. Jadi komunikasi keputusan negara mudah.

Beda kayak di negeri ini, masih ada yang belum terjangkau internet. Adapun punya smartphone dan internet, aplikasinya joget. Gak bisa akses info ilmiah.

Pemerintah Cina dan Italia juga punya sumber dana. Ngasih diskon. Ngasih bantuan. Menjaga supply pangan.

Bukan berarti Indonesia gak punya dana. Ada. Tapi gak bisa untuk segini banyak orang.

Konsep lockdown ini seperti "menghapus file". Anda seperti pukul nyamuk satu-satu.

Virus ini makhluk yang butuh inang. Butuh reservoir untuk hidup. Butuh agen. Butuh nempel di makhluk hidup agar dia bisa eksis.

Maka virus tanpa inang akan mati. Tanpa menempel di inang ia akan selesai. Begitu teorinya. Waktu bertahan tanpa inang berbeda pendapat antar ilmuwan. Gak akan saya bahas.

Wuhan, Korsel, Italia, menerapkan pola ini : virus pada manusia dipaksa mati dengan anti bodi. Virus diluar tubuh manusia dibiarkan mati, hilang, atau dibersihkan.

Yang positif di isolasi. Yang sakit berat di rawat.

Yang nampak tidak bergejala juga di test massal. Untuk dicari yang positif yang mana. Begitu positif, di isolasi lagi.

Kenapa? Karena menjadi carrier tanpa gejala inilah yang menjadi biang gak selesainya sebaran kasus.

Maka Wuhan dan Italia sangat ketat dengan lockdown. Kalo warga korsel, tanpa disuruh pun sudah teratur lockdown. Mirip Jepang.

Mereka tahan semua orang didalam rumah. Karena andai yang didalam rumah gak ditest, virus akan mengalami masa inkubasi hingga 14 hari. Bakal mati sendiri. Apalagi Wuhan menjalani lockdown 2 bulan.

Wuhan secara strategi sebenarnya menahan interaksi sosial. Lalu membiarkan yang sebenarnya positif walau tidak dites memiliki antibodi dengan sendirinya.

Begitu juga yang dilakukan di Italia. Di lock. Diberesin satu demi satu. Hingga targetnya zero casses per day seperti Wuhan.

Secara garis bessr begitu. Hingga Wuhan hari ini memulangkan dokter-dokternya. Menutup rumah sakit darurat. Dan sudah 3 hari ini zero case covid-19. Mereka sudah statement menang atas corona.

Strateginya begitu. Total lockdown. Semua di isolasi di rumah. Disiplin.

Rumus ini akan buyar kalo yang satu nau di isolasi sementara yang lain masih keluyuran. Bubar dah skema lockdown.

***

Sekarang kita ke negeri ini, kita buka mata dan hati ya. Saya sampaikan ini murni pendapat atas masalah kemanusiaan. Sentimen politik kita bahas nanti. Bukan saatnya.

Begini...

Ramai di linimasa ini, sahabat dominan menyerukan lockdown. Menganggap bahwa skenario Wuhan dan Italia bisa kita lakukan.

Dari apa yang saya lihat hari ini - semoga saya salah - Total Lockdown bukan skenario kita. Kecuali cuma slowdown soci distancing, bubarin keramaian. Itu masih bisa. Tapi kalo ngekep warga di rumah. Hmmm.. Susah.

Lockdown itu membutuhkan jumlah petugas yang cukup. Di Italia, polisi mondar-mandir, yang keluar tanpa keperluan didenda ratusan euro. Cek aja linimasa. Banyak beritanya.

Itu aja sudah pake polisi, terjadi puluhan ribu pelanggaran. Masih aja keluar.

Lalu kita lihat di Indonesia. Jelas sulit

Bisa dibayangkan polisi kita nahan masyarakat gak keluar rumah. yang keluar di denda. Ditilang aja ngamuk kok. Apalagi didenda untuk sekedar keluar rumah. Wah.. Chaos.

Belum lagi, di Wuhan dan Italia, mereka punya solusi, kalo diam di rumah, stay at home, work for home, makan mereka terjamin. Di Indonesia rada repot.

Di kita, kalo gak keluar rumah, makannya gimana? Seriusan ini.

Saya nulis begini bukan berarti besok Anda langsung ngumpul-ngumpul dan keluar rumah. Arah tulisan says gak kesitu.

Saya cuma ingin buka mata kita semua. Lockdown kayak Wuhan dan Itali, untuk negeri dengan sosio kultur kayak Indonesia. Gak bisa.

Rame kan di berita, udah jelas jadi suspect, malah bantu-bantu nikahan tetangga. Ditelpon sama dinkes untuk ngontrol, malah ngakunya di rumah, padahal jalan-jalan.

Itu cuma ngisolasi 1 orang aja, kita gak sanggup lho. Asli. Apalagi 271 juta jiwa di hold. Atau Jabodetabek aja deh, 25 jutaan warga, di hold gak boleh keluar rumah kompak. Gak bisa. Beneran.

Menutup event-event perkumpulan insyaAllah bisa. Meniadakan gathering ibadah bisa. InsyaAllah. Tapi kalo total lockdown. Apalagi bahasanya lockdown antar daerah. Nampak resiko sosialnya besar dan ini juga yang kayaknya ada di fikiran Pak Jokowi.

Maka bisa dilihat di Iran. Mereka masih terus aktivitas. Adanya yang terjangkit covid-19 dan sakit berat, ya mereka hadapi. Nanti saya jelaskan di tulisan berikut, kenapa Iran begitu.

***

Keadaan diatas membuat skenario "pukul nyamuk satu-satu" gak mungkin jalan.

Kita gak bisa paksa warga didalam rumah. Kita gak bisa membersihkan pergerakan.

Akan tetap terus terjadi pergerakan massa, walau kecil. Padahal yang bergerak bisa jadi sudah positif covid-19 namun tanpa gejala apa-apa. Ini yang membuat skenario lockdown buyar.

Belum lagi dengan slowdown nya Jakarta. Dan status Jakarta menjadi episenter pendemi. Membuat banyak warga jabodetabek mudik ke kampung halaman.

Panah-panah merah sudah menyebar ke daerah. Ini seperti anak-anak muda Lombardi yang mudik ke Italia selatan. Persis.

Intinya skenario Lockdown sulit jalan.

Lalu bagaimana mengakhiri wabah ini?

Satu dua expert sudah mulai bicara. Walau malu-malu. Kecuali menteri pertahanan Israel yang pada akhirnya bicara tentang ini juga : Herd Immunity. Termasuk PM Inggris Pak Borris.

Begini,

Virus yang menjangkiti tubuh akan diserang oleh antibodi ini. Inilah tafakur mendalam kita hari ini, antibodi kita menyusun bahan baku serangan untuk virus covid-19. Khusus untuk si dia saja.

Maka muncul angka 14 harian, atau kurang, dimana antibodi kita menyusun serangan ke covid. Hingga antibodi yang khusus dibentuk untuk covid terbentuk.

Maka setelah terbentuk antibodi alami covid, tubuh kita kebal covid. Secara teori, tidak lagi bisa dijangkiti covid-19. Mudah-mudahan teorinya bener.

Nah, Ketika sudah cukup banyak masyarakat yang terjangkiti covid-19, akan terbentuk "sekawanan" manusia yang sudah kebal covid-19. Dan disaat itulah terbentuk namanya Kekebalan Kawanan : Herd Immunity.

Coba deh, buka video-video yang viral tentang melandaikan kurva. Kan disitu sudah diberitahu, bahwa pada akhirnya semua orang akan terjangkit. Tinggal kecepatan lonjakan yang gejala berat saja. Itu yang diperlambat.

Ikhtiar social diatancing kita akan kesitu arahnya. Melandaikan kurva. Memberikan waktu bagi paramedis untuk melayani yang sakit berat. Jangan sampai okupansi rumah sakit gak cukup. Maka jangan sampai yang positif covid dan gejala berat jumlahnya puluhan ribu atas satu waktu.

Teori Herd Community ini berat untuk disampaikan. Secara ilmiah, 60%-70% masyarakat akan terjangkit. Dan kemudian mayoritas yang bertahan akan membentuk antibodi alami.

Di Wuhan, mungkin gak butuh sampai 60-70 persen. Karena mereka total lockdown. Mereka sampai semprot kota pake disinfektan 2 hari sekali. memang targetnya bunuh virus. Bisa jadi juga mereka sudah nemu vaksin. Sudah di shot ke sebagian besar populasi. Itu juga bikin Herd Immunity.

Italia juga nampak cara memeranginya sama. Total Lockdown.

Namun lihatlah Iran, mereka nampaknya pake teori ini, biarkan semua terpapar pada akhirnya. Mereka gak punya kapasitas untuk lockdown. Yang ada tinggal gali kuburan massal di Qom. Ini fakta.

Nampak Iran sudah memahami tracknya. Berharap Her Immunity.

Iran menjadi parah karena adanya embargo dari US, yang membuat alat-alat medis kurang. Iran sampai mau minjem ke IMF untuk perawatan. Skenario paparan maksimal memang butuh persiapan.

Walau skenario terpapar xepat tidak kita pilih, melihat kondisi negeri dan perilakunya, inilah yang sebenarnya akan kita hadapi.

**

Saya secara pribadi berharap, slowdown dan social distancing yang kita lakukan sekarang akan memperlambat penularan, memberikan waktu pada fasilitas kesehatan untuk bersiap. Tapi tidak bisa mencegah penularan pada semua.

Adapun waktu yang terus berjalan, semoga bisa menjadi buying time untuk menunggu vaksin.

Sampai di titik ini, Anda pembaca mungkin merasa saya mendoakan yang buruk untuk negeri. Sama sekali tidak. Ini ulasan ilmiah dari studi literatur saja. Bahwa begitulah wabah berakhir. Hampir semua orang terjangkit dan membentuk antibodi alami.

Semoga sampai disini hati tetap dingin dan optimis. Karena ini baru setengah tulisan. Berikutnya saya akan menuliskan tentang konsekuensinya.

***

Target saya menulis ini adalah... agar kita sebagai anak bangsa bisa memitigasi konsekuensinya.

Karena inilah yang saya bisa rasakan dan simpulkan. Walau mudah-mudahan salah. Her Immunity ini skenario negeri kita.

Maka konsekuensi pertama adalah "bersiap terpapar"

Slowdown di rumah ini harus menjadikan kita pribadi yang sehat jasmani dan batin. Karena paparannya cepat atau lambat akan segera datang. Apalagi si covid ini rada bandel, cepet nular.

Makan yang bergizi , perkuat imunitas tubuh, istirahat yang cukup, olahraga gerakkan tubuh, bantu tubuh menyiapkan metabolisme yang optimum, untuk memproduksi antibodi covid secara mandiri.

Untuk urusan ini sudah banyak yang menuliskannya. Saya gak mau nulis ulang. Silakan cari sendiri.

Termasuk persiapan batin, mulailah memaafkan diri sendiri, memaafkan orang lain, saling mendoakan. Kita perlu batin yang sehat untuk masa-masa ekstrim seperti ini.

***

Konsekuensi kedua adalah "mayoritas jadi carrier"

Dengan demografi anak negeri yang penuh anak muda. Secara statistik, masyarakat kita akan mengalami gejala ringan di anak muda. Bahkan tak bergejala.

Maka anak muda negeri ini akan dominan menjadi cariier virus.

Ini juga yang harusnya diedukasi mendalam. Bahwa positif covid-19 bukan seperti positif HIV. Ini ada diberita, begitu positif covid-19 malah kabur. Salah faham kayaknya. Butuh diedukasi.

Dengan simpulan ini, saya menyarankan bangun gerakan pisahkan manula dan anak muda. untuk usia 50 tahun keatas, jangan sampai berbaur dengan yang muda.

Inget gak, 60-70% harus terpapar virus agar terbentuk Herd Immunity.

Kita siasati saja. 60% yang terjangkit itu biar anak muda saja. Kemungkinan illnes beratnya kecil. Dibawah 10%. Begitu kata lietaratur ya. Cross cek aja. Gak maksud sok tau.

Ini juga termasuk pada resiko kerja. Untuk di rumah sakit misalnya. Dokter senior, konsulen senior, mundur aja ke belakang meja. Kontrol dari jauh. Komando dari meja. Jadi penasehat dan pengarah ke dokter-dokter yang under 50. Seriusan ini. Bisa gak kira-kira. Atau etis gak kira-kira.

Karena kalo pola paparan mayoritas ini kena ke generasi elder negeri ini, ini yang membuat tingkat kematian tinggi seperti Italia.

Pada orang tua, pada masayikh itu terdapat kemuliaan dan kebaikan, kita sangat perlu keberadaan mereka untuk tetap sehat dan mendoakan kita. Mengarahkan. Dan menasehati.

Baca data yang jujur. China 2M populasi, Italia 60 juta Populasi. Angka kematian di Italia sudah melebihi Cina akan covid. Ini karena para manula gak segera dipisahkan dengan yang muda.

***

Konsekuensi ketiga "Siapkan Fasilitas Medis"

Angka ilmiahnya sudah ada. 60% Terjangkit. Mayoritas tanpa gejala.

20% gejala ringan. Bisa isolasi mandiri.

10% gejala berat yang dimana sepertiganya diprediksi meninggal. Maka muncul angka kematian 3%.

Coba simulasi aja. Gak nakut-nakutin, agar kita bersiap.

Barusan saya sudah ketik simulasi angkanya. Tapi saya gak tega. Jadi saya hapus lagi. Hitung saja sendiri ya.

Intinya,....

Jangan sampai kayak Italia hari ini, kaget gak ada tempat rawat. Padahal Italia ini negeri yang kesehatan gratis. Kesehatan ini jadi nomor 1 perhatian. Ujian memang. Kita doakan segera berlalu.

Akhirnya sibuk bangun tenda darurat. Sibuk nyari gedung untuk rumah sakit. Full sampe lorong-lorong kepake semua.

Kita jangan sampai kaget di akhir. Mumpung ada waktu, siapin aja dari sekarang.

Jangan nunggu intruksi pemerintah, sediakan aja secara swadaya dari arus bawah. Siapin bangunannnya. Bed nya. Pelan-pelan.

Dengan skenario terpapar 60% populasi, lebih baik mumpung ada waktu kita bersiap. Karena jumlah penduduk kita 4,5 kali Italia. Beneran.

Saya sudah teriak-teriak berkali-kali, kalo pendekatan pencegahan/preventif gak bisa, ya sudah fokus pengobatan.

Maka saya membaca langkah Pak Jokowi, beliau sebenernya menuju pada Herd Immunity.

"5 juta obat sudah dibeli"

Ini sudah langkah pengobatan. Adapun ceramah tentang pembatasan gerak, hanya normatif.

"Mohon pada pemerintah daerah untuk memperhatikan prosedur kesehatan"

Tafsirnya luas. Tapi kalo niat ngobatin, jelas, beliau impor obat. Jelas sudah arahnya.

Wisma Atlet towernya akan dijadikan rumah sakit darurat.

Ada pulau yang disiapkan jadi pulai isolasi.

Arah pemerintah ini nampak bersiap mengobati dan merawat ketimbang melockdown. Karena perhitungannya bisa jadi kita banyak anak muda, memang yang diharapkan antibodi alami anak negeri yang bekerja. Lalu selamatkan yang elder.

Maka konsekuensi ketiga ini perlu kita dalami.

Satu masjid satu rumah sakit darurat.
Pak Erick Tohir saja sudah calling relawan. Oprec relawan secara nasional. Ndak lama lagi akan banyak program wakaf dan infaq alat medis.

Memang kesitu arahnya. Virus akan memapar ke mayoritas anak bangsa. Biarkan Herd Immunity terbentuk dengan sendirinya.

Yang perlawanan antibodinya tanpa gejala ya alhamdulillah.

Yang sakit ringan-sedang bisa isolasi mandiri di rumah. Semoga rumahnya ada. repot kalo yg gak punya rumah, kamarnya gak cukup, perlu ada rumah isolasi tambahan.

Yang sakit berat, semoga fasilitas kesehatan kita bisa obati dan tanggulangi.

Dan semoga angka kematian rendah. Angka 8,5% death rate itu karena di kita belum banyak yang test covid. Kasihan Pak Jokowi, jadi bulan-bulanan data yang kurang representatif.

Saya yakin death rate kita kecil. Coba saja nanti mass rapid test. Akan banyak yang positif tanpa gejala. dan death rate akan kecil sekali.

***

Panjang ya.. Saya juga sampe keram ini nulisnya. Maaf.

Semoga Herd Immunity segera terbentuk untuk negeri ini.

Segera kita beraktifitas lagi.

Segera kita belanja lagi ke kaki lima, gerakkan ekonomi UMKM.

Segera kita wisata domestik lagi, lakukan economic transfer antar daerah.

Segera kita produksi apa-apa yang gak di impor lagi. Mumpung negeri orang lagi restart pabrik, mumpung gak ada yang berani ke Indonesia.

Segera kita bangun negeri, dunia lagi de-globalisasi. Sekat-sekar antar negara makin keras dan tebal.

Bagus aja itu mah... Kesempatan kita urus diri kita sendiri. Nanam bawang putih sendiri. Nanam padi sendiri. Bikin baju sendiri. Wassalam import. Ahlan wa sahlan kemandirian negeri.

Segeralah terbentuk wahai Herd Immunitiy.

URS

***

Tulisan ini adalah bentuk muhasabah keras untuk anak negeri, jika kita tidak bisa se serius Wuhan dan Italia, maka skenarionya akan menuju Herd Immunity dengan alami.

WARNING :
Yang mengcopy tulisan saya ke grup-grup WA, mohon sertakan link source utama, agar para pembaca dapat melihat dialektika diskusi di kolom komentar.

Nampak akan ramai.

A'udzubillahiminsy syaitonirrojim

#AllahMahaKuat
#MomenKebangkitanNegeri
#HerdImmunity

Wednesday, February 5, 2020

5D: Kebijakan Karir & Kehidupan Terbaik di Era VUCA

by Pak Peter Febian


Tantangan kehidupan dan karir semakin kompleks, sulit, dan multi-dimensional ke depannya...

Sudah banyak pihak memastikan hal itu... ini bukanlah persepsi atau opini saya semata...

Para ahli rekayasa sosial, bisnis, manajemen, dan kepemimpinan menyebut kondisi ini sebagai VUCA, yang merupakan kependekan dari:

Volatility - Uncertainty - Complexity - Ambiguity

Istilah VUCA pada awalnya merupakan gagasan dari US Army War College, yang digunakan untuk menggambarkan situasi di Afghanistan & Irak setelah Perang Dingin.

Namun dalam perkembangannya, ternyata istilah VUCA dilihat sebagai terminologi yang tepat dan representatif untuk menggambarkan kondisi yang kita semua sedang alami dan rasakan belakangan ini (dan ke depannya juga).

Sebenarnya, sudah banyak pihak dan sumber kredibel yang membahas perihal VUCA ini, silakan kawan-kawan cari di jagat Internet, sebagai tambahan referensi...

Pemaparan saya di sini adalah hasil pemikiran saya atas situasi faktual saat ini, yang saya sinergikan dengan berbagai wacana yang sebelumnya pernah menjadi diskusi kita bersama.

Mengapa tiba-tiba saya membahas VUCA?

Gak lain dan gak bukan adalah karena begitu banyaknya pertanyaan konsultasi karir dari para warganet, yang ternyata ujung jawabannya terkait banget dengan kondisi ini.

Jadi, supaya saya gak perlu lagi ngulang-ngulang jawaban dan proses pemahamannya... plus saya juga suka membahas soal ini di berbagai seminar tentang Personal Brand, maka...

...yukz kita bedah satu-persatu definisi VUCA ini...



V - VOLATILITY

Bahasa Indonesia-nya adalah volatilitas atau "kondisi yang tidak stabil dan bergejolak".

Volatility ditandai dengan dinamika tinggi pada suatu kondisi, dimana banyak hal dan variabel dapat sering berubah-ubah dalam periode waktu yang singkat.

Apa yang kita pelajari saat ini, bisa jadi sudah gak relevan lagi dalam beberapa tahun ke depan, akibat perubahan drastis pada berbagai kondisi dan ruang lingkup yang ada.

Masalahnya, kita tetap harus mempelajari banyak hal; sebanyak yang kita mampu rengkuh...

Karena kita tidak pernah tahu mana pengetahuan yang kelak terpakai sepenuhnya...

...mana pengetahuan yang kelak gak terpakai lagi...

...dan mana pengetahuan yang kelak akan menjadi salah satu fondasi penting bagi pengetahuan dan keahlian baru yang kita ciptakan dan kita bangun di masa depan...




U - UNCERTAINTY

Bahasa Indonesia-nya adalah ketidak-menentuan atau ketidak-pastian.

Kita mengenal suatu adagium yang mengatakan bahwa:"Gak ada yang pasti
dalam kehidupan ini,selain: - pajak,
- perubahan, dan- kematian,
- ketidakpastian."


Uncertainty ditandai dengan sulitnya kita memprediksi dan merencanakan langkah-langkah untuk antisipasi strategis masa depan kita dan organisasi.

Masalahnya, kita harus tetap menyusun rencana. Kita tetap harus bisa memprediksi berbagai gambaran besar dan benang merah dari banyak peristiwa yang terjadi di sekitar kita.

Umumnya individu atau organisasi harus membuat berbagai rencana cadangan, rencana antisipasi, metode improvisasi, dan penguatan sikap adaptif terhadap berbagai hal tidak terduga yang kelak akan terjadi.

Contoh salah satu wujud Uncertainty di dunia ketenagakerjaan ditandai dengan sudah semakin gak relevan-nya banyak jurusan kuliah dengan kemudahan pencarian kerja dan kebutuhan dunia industrial modern yang sarat dengan eksploitasi teknologi tingkat tinggi.

Di jaman sekarang, sudah gak relevan lagi buat mengkaitkan jurusan kuliah tertentu dengan kemudahan atau kecepatan jobseeker untuk dapetin kerjaan.

Saya sudah ngeliat dengan mata kepala sendiri, betapa semua orang tanpa kecuali, bisa saja mengalami susah cari kerja atau ketidak-menentuan dalam perjalanan karir.

Gak peduli dia punya jenjang akademik di level mana pun; apakah punya sertifikasi berderet, apakah punya pengalaman banyak, dan sejumlah kualitas profesional lainnya...

Ada cukup banyak "faktor tak kasat mata" yang bisa menentukan keberuntungan kita dalam mendapatkan dan menjalani pekerjaan yang pas dan sinergis dengan panggilan jiwa kita.

Salah satunya adalah kualitas hubungan baik kita dengan banyak orang.
Itulah sebabnya mengapa keterampilan komunikasi & membangun hubungan baik dengan banyak orang, menjadi keahlian yang semakin langka dan semakin mahal ke depannya.

Intinya, kita tetap harus mengusahakan segala hal sebaik mungkin… betapa pun tidak menentunya situasi di luar sana...

Karena jika hal-hal tidak terduga masih mungkin terjadi pada mereka yang sudah mengusahakan pencapaian terbaik bagi hidupnya...

...lah apalagi pada mereka yang tidak mengusahakan apa pun demi kualitas kehidupannya...



C - COMPLEXITY

Bahasa Indonesia-nya adalah kompleksitas atau kerumitan.

Kehadiran teknologi tentu saja telah menyederhanakan banyak masalah dan mempercepat banyak penyelesaian masalah.

Namun di sisi lain, kehadiran teknologi juga telah menghadirkan - salah satunya - banjir informasi tanpa batas; yang seringkali membuat kita bingung sendiri dan semakin sulit menentukan fokus perhatian.

Berbeda dengan era '90an dimana kehidupan berjalan tenang dan nyaman, tanpa terlalu hiruk-pikuk dengan teknologi dan media sosial.

Banyak orang yang hidup di masa itu bisa dengan mudahnya menentukan fokus pada hal tertentu dan menjalaninya dengan tenang hingga berhasil mencapai suatu target atas hal itu.

Namun di jaman sekarang, "kegaduhan digital" telah membuat kita harus semakin mahir menentukan fokus hidup kita, dengan tanpa terganggu oleh berbagai distraksi dalam perjalanannya; tetapi juga siap mengubah arah kapan pun dibutuhkan.

Apakah lantas kita harus menolak teknologi?

Jelas tidak. Jangan sampai kita anti-teknologi.

Di era serba-kompleks ini, justru manusia harus semakin mahir mengeksploitasi teknologi, demi meningkatkan kualitas kehidupan dan membangun hubungan yang lebih baik bersama sesamanya…

Jangan sebaliknya... Mengeksploitasi manusia lain, demi menikmati teknologi. Ini sih bangke namanya...

Nah loh... gak perlu garuk-garuk kepala yaaa... nanti rambutnya rontok... :))



A - AMBIGUITY

Bahasa Indonesia-nya adalah ambiguitas, atau kemenduaan.

Bahasa gaulnya: serba gaje. Serba mengambang. Gak ada yang tampak ajeg atau tegas.

Maju salah, mundur salah. Jujur puyeng, bohong pusing. Kiri kena, kanan kena. Ke atas meledak, ke bawah meleduk.

Menghadapi keadaan yang penuh ambiguitas, kita semua harus menyadari satu hal, bahwa:Kita harus sepenuhnya sadardan konsekuen atas apa pun
Percayalah, bahwa setiapkeputusan yang kita ambil.
Bahkan gak memutuskan apa pun,keputusan ada konsekuensinya. ada konsekuensinya.
Tuhan di balik setiap keputusanPercayalah, bahwa ada rencana yang kita ambil, apakah itu
atau yang kita anggap salah.
keputusan yang kita anggap benar


Loh, kenapa bawa-bawa Tuhan?

Sedikit renungan...

Bukankah Tuhan berkuasa bahkan atas setiap helai rambut kita yang rontok atau setiap helai daun yang jatuh ke tanah?

Kenyataannya, gak ada keputusan yang benar-benar salah absolut atau benar-benar betul absolut.
Ini terjadi karena setiap keputusan kita terikat pada konteks ruang, waktu, aktor, dan situasi di saat keputusan itu kita buat.

Yang kita putuskan saat ini dan kelihatannya benar, bisa jadi di masa depan menjadi terasa salah. Demikian juga sebaliknya.

Maka dari itu, bagaimana pun juga, sesulit apa pun juga kondisi yang kita hadapi... keputusan harus kita ambil.
Konsekuenlah, bertanggungjawablah, dan ambillah sebanyak-banyaknya pembelajaran dari semua itu...

Karena kelak itulah yang akan menjadi definisi terkuat dari jati diri kita (Personal Brand).

Lalu... bagaimana caranya atau bagaimana sebaiknya kita menghadapi era VUCA ini? Menghadapi era VUCA memang tidak mudah, terutama jika kita tidak punya prinsip atau jati diri.

Saya pikir, konsep "5D for VUCA" adalah tema yang paling tepat untuk artikel ini.

Apa sajakah 5D itu, demi menghadapi era VUCA dan bisa bertahan atau bahkan sukses di dalamnya?




1. DISRUPSI (diri sendiri)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, "disrupsi" didefinisikan sebagai "hal tercabut dari akarnya".

Menurut definisi umum, disrupsi sering digunakan untuk mewakili era digital yang mengubah banyak sendi kehidupan dan cara hidup secara radikal dan fundamental.

Menurut pemahaman pribadi saya, disrupsi adalah sebuah karakter dimana hal-hal lama yang sudah usang dan tidak lagi efektif terhadap maunya jaman, (otomatis) tergantikan oleh hal-hal baru yang lebih segar, gesit, efisien, dan efektif dalam menghadapi tantangan jaman.
Secara berkala melakukan disrupsi terhadap diri kita sendiri, adalah kebijakan terbaik dalam menghadapi era VUCA yang serba tidak menentu & sangat dinamis.

Apakah yang kita lakukan selama ini sudah di arah yang tepat? Apakah sudah efisien dan efektif? Apa yang harus dipangkas? Apa yang harus ditambah? Apa yang harus disinergikan dengan yang lain?

Apakah keahlian utama kita? Apa saja keahlian pendukung keahlian utama kita? Apa dalam diri kita yang punya daya saing dan daya jual untuk masa depan? Seberapa kompetitifnyakah kita di masa depan? Apakah kita lebih banyak kelebihannya atau kekurangannya?

Dan sejumlah pertanyaan introspektif lainnya...

Selalu siangilah gulma dalam diri kita, cabutlah hingga ke akarnya. Misalnya: malas mengembangkan diri, malas bergaul, malas membaca, acuh terhadap sekeliling, dan banyak lagi gulma jiwa maupun gulma spiritual lainnya.

Disrupsi-lah gulma-gulma jiwa dan spiritual itu, yang terbukti seringkali menghambat pertumbuhan tanaman spiritual utama dalam jiwa kita.

Supaya tanaman utama kita berbuah dan berdaun rimbun, demi kita bisa menjadi sumber keteduhan dan buah manis berlimpah bagi kehidupan orang lain dan masyarakat.



2. DESENTRALISASI (diri sendiri)

Dari arti katanya sudah jelas, bahwa "sentralisasi" berarti "pemusatan" atau "konsentrasi", sedangkan "desentralisasi" berarti "penyebaran" atau "de-konsentrasi".

Maksud yang lebih tepatnya adalah "membuat sesuatu menjadi tidak lagi eksklusif, agar mudah diubah atau dikoreksi oleh banyak pihak, sesuai dengan dinamika jaman".

Contohnya begini...

Jaman saya dulu hobi fotografi di era '90an, berasanya keren banget, karena hanya sedikit orang yang benar-benar menguasai keahlian memotret. Peralatannya pun gak murah.


Menjadi fotografer di era '90an sempat menjadi profesi yang keren dan menjanjikan. Klub-klub dan berbagai komunitas fotografi pun bermunculan.

Fotografer sempat menjadi kalangan yang eksklusif. Terjadi "sentralisasi kewenangan" ilmu fotografi di segelintir pakar & praktisi fotografi, yang dianggap "berwenang & berwibawa" untuk mengatakan apa yang boleh & gak boleh dilakukan di dunia fotografi, beserta kaidah-kaidah dogmatiknya.

Kehadiran teknologi dan media sosial telah benar-benar mendesentralisasi peran fotografi dan fotografer.

Jaman sekarang, dari mulai orok baru brojol hingga kakek-nenek renta; bisa memotret dan langsung upload di media sosial mereka. Hasilnya pun bagus-bagus booo...
Tidak ada lagi "pihak2 eksklusif, berwenang, dan sentral" yang mengatakan bahwa ini boleh atau itu gak boleh.

Basa Sunda-nya adalah "sakumaha aing we ateuhhh"...

Kita semua mengenalnya sebagai "personalisasi". Teknologi telah mendesentralisasi dan mempersonalisasikan begitu banyak hal, yang di masa lalu tersentralisasi dan hanya dikuasai oleh sedikit orang saja.

Di dunia teknologi, Internet di jaman sekarang pun sudah ter-desentralisasi. Tadinya, Internet merupakan teknologi yang hanya eksklusif dan tersentralisasi di kalangan militer saja.

Di jaman sekarang, sudah tidak jaman lagi kita menjadi orang yang sok eksklusif dan sok tersentralisasi.

Seorang CEO & Direktur yang ikut makan di tikar bersama-sama dengan anak buahnya hingga ke level OB di saat kantornya mengadakan event outbond, sudah jamak kita lihat.

Anak-anak muda menjadi Founder suatu perusahaan rintisan baru, sudah jamak.

Ibu-ibu dengan segala keterbatasan di rumah yang harus mengurus anak-anaknya, tetap bisa berbisnis online & mendapatkan penghasilan yang bahkan lebih besar dari penghasilan suaminya di kantor.
Desentralisasikanlah diri kita terus-menerus... berbaurlah bareng banyak orang dalam kebersamaan dan empati... selalu bantulah sekeliling kita dengan apapun kelebihan maupun keterbatasan kita...

Punya pengetahuan dan merasa itu eksklusif? Sudah gak jaman lagi...

Apa pun yang kita (pikir) ketahui, sudah ada penjelasan & pemahamannya di jagat Internet. Gak ada lagi pengetahuan yang benar-benar eksklusif. Semuanya bisa kita pelajari dari nol, oleh siapa pun.
Maka ada adagium: di kolong langit ini, tidak ada satu hal pun yang benar-benar baru.

Berbagilah pengetahuan selalu... apalagi selama kita masih belum bisa mengamalkan banyak materi karena berbagai keterbatasan finansial, misalnya...

Misalnya, ada tiga orang karyawan dari departemen HR, Finance, dan Operational. Mereka bisa berkumpul bersama saling berbagai pengetahuan satu sama lain. Kelak mereka akan menghasilkan tiga orang baru dengan pengetahuan lintas-bidang yang jauh lebih lengkap dan berkekuatan besar.

HR yang memahami Finance & Operational, Finance yang memahami HR & Operational, dan Operational yang memahami HR & Finance.

Ini disebut sebagai "Dream Team"...

Karena terisi oleh anggota tim yang rendah hati, penuh empati, dan mau mempelajari hal baru. Mereka selalu bersedia mendisrupsi dan mendesentralisasi diri mereka sendiri, tanpa diminta siapapun.
Tidak ada lagi yang namanya "Silo Mentality", atau "Ego Sektoral". Kultur inilah yang populer di bisnis Startup yang ramping, dengan rantai hirarki yang pendek.

Semuanya ini hanya mungkin terjadi berkat saling berbagi dan saling membesarkan satu sama lain, dalam kebersamaan dan semangat bersinergi...




3. DEKONSTRUKSI (diri sendiri)

Kata "konstruksi" bermakna sebagai "susunan", "bangunan", "rancangan", atau "pengelompokan".

Sehingga kata "dekonstruksi" bermakna sebagai "perombakan-ulang" susunan, bangunan, rancangan, atau pengelompokan yang sebelumnya telah ada.

Apa yang selama ini telah kita susun & kita kelompokkan, bisa saja sewaktu-waktu kita ubah dan konstruksikan-ulang, supaya lebih gesit dan adaptif dalam menghadapi maunya jaman VUCA.

Misalnya, tadinya kita bekerja dengan urutan A-B-C-D-E-F-G secara runut. Bisa saja suatu saat kita ubah atau modifikasi menjadi C-B-A-F-E-G jika perubahan itu terbukti lebih efektif dan lebih efisien bagi proses kerja kita.

Atau bahkan bisa saja menjadi B-E-F-G, jika ternyata A & C terbukti menjadi penghambat efektivitas dan efisiensi proses kerja kita.

Jaman dulu, saya paling suka mempelajari segala sesuatunya dengan membaca teks. Tapi di jaman sekarang, saya harus terus mendekonstruksi metode saya belajar, supaya bisa lebih banyak meraup lebih banyak pengetahuan dalam waktu yang lebih singkat.

Saya harus mau baca buku tebel berbahasa Inggris, betapa pun saya gak suka membacanya. Harus mau nonton banyak channel YouTube yang berfaedah. Harus mau diskusi bareng mereka yang lebih pakar. Harus mau capek dateng ke seminar-seminar. Harus rajin menulis dan berbagi pengetahuan demi menghidupkan diskusi. Harus mau mengeksploitasi teknologi dan media sosial....

Dan masih banyak lagi "harus mau capek" yang lainnya...

Karena semakin banyak yang harus kita pelajari untuk semakin melengkapi pengetahuan inti yang selama ini kita pegang erat, namun semakin sedikit waktu yang tersedia karena semakin banyaknya hal yang harus kita lakukan di era serba-kompleks & serba-cepat ini.
Karena cita-cita saya tinggi, maka saya harus terus mendekonstruksi diri saya, demi keluar dari zona nyaman kemalasan saya...

Saya harus mau belajar Finance juga, IT juga, Operational juga, Engineering juga, Marketing juga, Sales juga, dan masih banyak lagi...

Apakah menjadi spesialis lantas sudah tidak menarik lagi?

Masih menarik koq...

Tapi, spesialis di masa depan, adalah spesialis yang juga menguasai beberapa pengetahuan pendukung dengan baik, di luar pengetahuan spesialisasinya selama ini.

Suatu saat, perusahaan-perusahan akan lebih tertarik dengan perwira HR yang juga memahami Business Process, Finance, dan IT; misalnya. Suatu saat, HR yang benar-benar tahunya hanya HR doang, akan semakin sedikit pilihan lowongan kerjanya, alias akan mudah tersisih dengan kandidat lain yang memiliki sejumlah kombinasi keahlian pendukung yang lebih berdaya-jual tinggi.

Misalnya seorang HR dalam mempelajari IT, tidak perlu sampe bisa coding. Tapi setidaknya memahami alur kerja dan logika berpikir yang selama ini dianut oleh para praktisi IT. Ini akan membuat sang HR tersebut dapat melaksanakan tugasnya dengan lebih tangkas (agile), efektif, dan efisien. Demikian juga dengan bidang-bidang lainnya.
Kita sebaiknya menguasai 1-2 kompetensi inti (spesialis), dan menguasai beberapa kompetensi pendukung (generalis) yang dapat bersinergi & lebih mengefektifkan kinerja kompetensi inti kita.

Ini semua hanya bisa kita capai dengan kita yang secara istiqomah (tekun / determinasi / teguh) terus-menerus mendisrupsi, mendesentralisasi, dan mendekonstruksi diri kita.




4. DISIPLIN (diri sendiri)

Udah jelas ya gaesss... sampe kapan pun, disiplin diri itu penting!

Karena ketika kita gak bisa membangun disiplin diri, maka kehidupan ini dan orang lainlah yang akan mendisiplinkan kita. Percayalah, itu lebih gak nyaman buat kita...
Karena fondasi utama dari "konsistensi" adalah "disiplin". Karena rahasia semua orang sukses sesungguhnya hanya satu: disiplin, keteraturan, dan konsistensi dalam perilaku mikro mereka sehari-harinya.

Percayalah... jauh lebih enak kalo kita mendisiplinkan diri sendiri duluan...

Tidak ada hal besar, mulia, dan sukses; yang dibangun tanpa komponen "disiplin" & "konsistensi" di dalamnya.

Disiplin & konsisten untuk melakukan apa?

Untuk selalu men-disrupsi diri sendiri...

Untuk selalu men-desentralisasi diri sendiri...

Untuk selalu men-dekonstruksi diri sendiri...




5. DOA

...yang diucapkan sebanyak mungkin orang lain, untuk kebaikan hidup kita...

Loh kan saya introvert? Wah kan saya kuper? Ups kan saya gak bisa gaul? Halah saya kan gak suka basa-basi...

Masalahnya... mau sampe kapan kaya begitu? Sampe sistem robotik & kecerdasan buatan menggantikan semua keahlian & pekerjaan kita, terus kita cuman bisa mewek di pinggir kali?

Muncullah... bergaullah... bukalah wawasan... bukalah pikiran kita terhadap keberadaan orang lain dan berbagai pengetahuan baru...
Maka ada peribahasa: Pikiran kita ibarat parasut, yang hanya bisa berfungsi optimal dalam keadaan terbuka.

Supaya semakin banyak doa dan pengharapan baik dari orang-orang di sekitar kita, tertuju pada kebaikan hidup kita... karena mereka telah merasakan keteduhan jiwa dan manisnya buah kehidupan yang kita bawakan bagi kehidupan mereka dan kehidupan banyak orang...

Loh, koq banyak orang? Gimana caranya? Masak harus satu-persatu kita ladenin? Kita kan abis waktu di kantor plus buat keluarga. Kapan waktunya buat banyak orang?

Jawab: Lah, terus apa fungsi teknologi dan media sosial? Bukankah fungsi teknologi adalah untuk semakin memperkuat dan semakin memperluas jangkauan kebaikan yang dapat diperbuat manusia?

Eksploitasilah teknologi, demi kebaikan sebanyak mungkin orang...
Supaya semakin banyak orang yang mendoakan kita dengan hati yang penuh sukacita dan pengharapan baik...

Doa kita sendiri, itu tentu penting adanya...

Tapi doa yang paling kuat adalah doa yang dipanjatkan oleh orangtua kita dan keluarga inti kita...

Dan juga doa sebanyak mungkin orang lain bagi diri kita...

Doa yang paling mujarab adalah doa yang dipanjatkan oleh orang-orang yang tidak bisa membalas kebaikan kita secara langsung pada saat itu...

Apakah kita sudah memberi makan seseorang yang sudah terlalu lama menahan lapar?

Apakah kita sudah membawakan sebatang lilin dalam kegelapan hidup orang lain?

Apakah kita sudah menjadi pembawa kasih bagi hati yang hancur & jiwa yang remuk?

Apakah kata-kata kita dapat menyegarkan kembali jiwa-jiwa yang sudah putus asa dan apatis terhadap betapa kerasnya kehidupan yang harus mereka jalani?

Betapa beruntungnya kita hidup di era teknologi, dimana kita dapat berbuat kebaikan dengan mudah bagi banyak orang secara bersamaan, dalam waktu sekejap...

Menuai amal-ibadah sambil terus mengembangkan diri kita, kini dapat kita lakukan dengan jauh lebih mudah...

Lalu, mengapa kita masih menunda soal 5D ini, di saat era VUCA telah mendekap kita dengan semakin erat
?

Monday, January 20, 2020

Rescheduling Utang

Yang Patut Anda Ketahui Mengenai Rescheduling Utang
Hidup terkadang berjalan tanpa bisa kita prediksi. Di satu masa, hidup bisa membawa kita di atas awan, di masa yang lain hidup membawa kita menukik tajam. Hari ini, bisa jadi bahwa semua yang terjadi dalam hidup kita dapat kita kendalikan. Keluarga, pekerjaan, utang kita di Bank, semuanya terkendali. Namun di satu waktu, kita bisa jadi tidak tahu mengapa hidup menjadi berantakan dan kita terlilit utang.
Keadaan seperti ini tentu saja tidak menyenangkan. Terlebih jika kita memiliki utang di perBankan yang tidak tahu menahu mengenai keadaan perekonomian kita. Yang Bank tahu bahwa kita harus membayar cicilan utang tepat waktu. Namun bagaimana jika kita tidak dapat memenuhinya?
Ada beberapa alternatif yang dapat kita tempuh. Salah satunya adalah dengan melakukan Rescheduling utang.
Apa itu Rescheduling Utang?
Ketika nasabah mengalami kesulitan membayar cicilan pinjaman, maka Bank akan mempertimbangkan untuk melakukan restrukturisasi utang. Restrukturisasi ini dapat ditempuh dengan tiga cara yaitu Rescheduling Utang atau penjadwalan kembali, Restructuring utang atau persyaratan kembali, dan reconditioning utang atau penataan kembali.
Menurut Drs. Muhamad Djumhana, S.H, seorang ahli hukum dalam bidang perBankan, penjadwalan kembali (rescheduling) yaitu perubahan syarat kredit yang menyangkut jadwal pembayaran dan atau jangka waktu termasuk masa tenggang, baik meliputi perubahan besarnya angsuran maupun tidak.
Contoh sederhananya adalah jika kita memiliki utang Rp 10 juta dengan jangka waktu pembayaram selama 5 tahun dengan jumlah cicilan sebesar Rp167.000 per bulannya. Maka dengan rescheduling utang, jangka waktu pinjaman dapat diubah menjadi lebih panjang – misalnya selama 10 tahun. Sehingga jumlah cicilan kita pun berkurang menjadi Rp.84.000 per bulannya.
Dengan cara ini diharapkan debitur akan memperoleh keringanan sehingga kemampuan untuk membayar utang dapat kembali meningkat.
Bagaimana Caranya Mendapatkan Rescheduling Utang?
Yang perlu kita lakukan adalah dengan datang ke Bank dimana kita memiliki utang. Kita dapat berbicara dengan marketing perbankan dan meminta bantuan Bank agar memberikan keringanan. Bicarakan secara baik-baik dan terus teranglah terhadap kesulitan yang sedang kita hadapi. Dari sini, pihak Bank akan mempertimbangkan apakah utang kita memenuhi kriteria untuk bisa di-rescheduling ataukah tidak.
Apa Saja Syarat agar Hutang Kita Dapat di Rescheduling?
Setelah diajukan ke Bank, Bank akan mempelajari dan menentukan apakah layak atau tidak utang kita dikenakan rescheduling kredit. Berdasarkan Pasal 52 Peraturan Bank Indonesia (PBI) 14/2012, ada beberapa syarat agar debitur dikatakan layak menerima rescheduling kredit, yaitu :
  1. Debitur melaporkan bahwa mengalami kesulitan dalam pembayaran utang
  2. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Pasal 57 PBI 14/2012, debitur yang dapat diberikan rescheduling adalah debitur yang masih memiliki prospek usaha yang baik dan dinilai mampu membayar kewajiban setelah rescheduling dilakukan. Hal ini akan dianalisis melalui prospek usaha dan proyeksi arus kas, serta diputuskan oleh pejabat Bank yang lebih tinggi jabatannya dari pihak yang memutuskan kredit yang di-reschedule. Dan jika pejabat Bank tersebut merupakan pejabat tertinggi, maka keputusan reschedule harus dilakukan oleh pejabat setingkat dengan pejabat tersebut.
Namun meski demikian, Bank juga memiliki berbagai persyaratan internal yang harus dipenuhi dalam mengajukan rescheduling utang, dimana satu Bank dengan Bank lainnya bisa jadi berbeda. Sehingga jika kita ingin mengajukan rescheduling kredit, pastikan bahwa kita mengetahui apa saja persyaratan yang dibutuhkan pada Bank terkait – selain kedua hal yang sudah diatur dalam Peraturan Bank Indonesia di atas.
Cara Cerdas Mengantisipasi Utang agar Tak Perlu Di Rescheduling
  1. Pastikan pinjaman kita tidak lebih dari 30% jumlah penghasilan kita setiap bulannya. Hal ini agar kita masih bisa menyisihkan uang untuk pos-pos lain, contohnya untuk simpanan dan investasi yang dapat kita gunakan ketika keadaan keuangan kita sedang memburuk.
  2. Ketika keuangan memburuk, pilihan yang paling baik adalah dengan cara melunasi hutang dengan uang simpanan yang kita miliki. Hal ini agar utang tidak tumbuh menjadi bom waktu yang akan meledak di masa yang akan datang. Melunasi utang sebenarnya adalah pilihan yang paling bijak untuk dilakukan jika kondisi memungkinkan.
  3. Usahakan melakukan utang untuk utang produktif dan bukan konsumtif. Hal ini karena ketika anda berhutang untuk sesuatu yang produktif, aset anda akan bertambah. Sebaliknya, jika anda berhutang untuk sesuatu yang konsumtif, uang anda akan berkurang.
  4. Cerdas menggunakan kartu kredit. Anggap kartu kredit sebagai alat pembayaran yang aman, dan bukan alat untuk berhutang. Ketika anda sudah berbelanja dan mendapatkan benefit dari menggunakan kartu kredit, maka lunasi dengan segera sesampainya di rumah atau di mesin ATM. Jangan menunda membayar tagihan kartu kredit karena ia akan menciptakan lubang jebakan yang sangat besar bagi keuangan anda.

Doa yang Mustajab

Doa yang Mustajab

DOA adalah meminta sesuatu kepada Alloh.Doa merupakan amalan yang sangat penting untuk dikerjakan oleh setiap orang islam.

1. Dalam sebuah hadis,Rosulululloh SAW bersabda:

“Addua-u silakhul mu’min waimaduddin wanurussamawati wal- ard”
Artinya:

“Doa adalah pedang nya orang iman,tiangnya agama,dan cahayanya langit dan bumi”

2.Rosul SAW bersabda dalam HR.Tirmidhi:

“Laisa saiun akroma alallohi ta-ala minaddu-a”
Artinya:

“Tidak ada sesuatu yang lebih mulya disisi Alloh kecuali doa”

3.Rosul SAW bersabda dalam HR.Tirmidhi:

“Addua-u mukh khul ibadah”
Artinya:

“Doa itu otak nya ibadah”

4.Rosul SAW bersabda dalam HR.IbnuMajah:

“Wala yaruddul qodaro illaddua’ ”
Artinya:

“Tidak bisa menolak qodar kecuali dengan Doa”

5.Dalam Alquran surat Almumin :60,Alloh berfirman:

“Ud’uni astajib lakum ”
Artinya:

“Berdoalah padaku,maka niscaya akan kukabulkan”

Jadi Alloh malah memerintah kepada setiap muslim untuk minta,minta,dan minta apa saja kepada Alloh.
Alloh tidak akan bosan memberi apa saja yang diminta hambanya.
Doa adalah otaknya ibadah,makin sering kita berdoa,berarti kita makin banyak mengerjakan ibadah,sehingga makin banyak pula pahala yang kita dapatkan.
Bahkan Alloh marah jika ada hambanya yang tidak mau minta pada Alloh.

6.Rosul SAW bersabda dalam HR.Tirmidhi:

“Mallam yas-alillaha yagh dob’ alaihi ”
Artinya:

“Barang siapa yang tidak berdoa kepada Alloh,maka Alloh marah pada nya”

Jadi Doa adalah salah satu ibadah yang sangat penting dikerjakan.
Saat kita butuh pertolongan Alloh,kita segera berdoa pada Alloh.
Ada beberapa hal yang seharusnya dikerjakan agar doa kita mustajab atau dikabulkan Alloh.

Yang paling utama, agar doa kita terkabul atau mustajab, maka ada syarat pokok yang harus dipenuhi dulu sebelum kita berdoa, yaitu seperti yang diajarkan oleh Rosululloh SAW di Hadis Tirmidhi:

“Setelah kamu selesai sholat, maka duduklah dan bacalah dhikir kepada Alloh, lalu baca sholawat untuk ku, kemudian beroalah, maka pasti akan dikabulkan Alloh ”

Jadi: kita berdhikir dulu, baca sholawat baru kita berdoa.

7.Dalam HR.AbuDawud Umar bin khotob berkata:

“Sesungguhnya Nabi ketika mengangkat kedua tangannya untuk berdoa,maka Nabi tidak meletakkan kedua tangannya sampai kedua tangannya mengusap wajahnya”

Jadi saat berdoa,Nabi mengangkat kedua telapak tangan nya dan tetap mengangkat lalu diakhiri dengan mengusapkan kedua telapak tangannya di wajah beliau.

8.Rosul SAW beresabda dalam HR.Tirmidhi:

“Barang siapa yang ingin dikabulkan doanya oleh Alloh saat menghadapi cobaan yang berat dan kesusahan,maka memperbanyaklah doa pada waktu LONGGAR nya”

Saat kita sedang jaya, senang, bahagia, gembira, banyak uang, kita biasakan terus berdoa kepada Alloh.
Kita wajibkan diri kita untuk rutin berdoa kepada Alloh, seperti saat setelah sholat 5 waktu, setelah membaca Alquran, setelah sholat tahajud ataupun waktu-waktu lainnya.
Kalau kita bisa mengamalkan ini, maka saat kita dalam kesulitan, butuh pertolongan, maka kita segera berdoa pada Alloh yang pasti akan dikabulkan oleh Alloh.

9.Rosul SAW bersabda dalam HR.Abudawud:

“Doa akan dikabulkan oleh Alloh,selagi TIDAK TERGESA2 dia.maksudnya dia berkata: aku telah berdoa,tapi belum dikabulkan ”

10.Rosul bersabda dalam HR.AbuDawud:

“Kamu Jangan berdoa dengan mengatakan:’ya Alloh ampunilah aku JIKA KAMU MENGHENDAKI,ya Alloh kasihinilah aku JIKA KAMU MENGHENDAKI. Tapi kalian supaya MENETAPKAN permintaan kalian.sesungguhnya perbuatan tersebut bukanlah sebuah paksaan pada Alloh ”

11.Rosul bersabda dalam HR.Tirmidhi:

“Barang siapa yang berdoa dengan doanya nabi yunus(saat diperut ikan),lalu minta apa saja pasti dikabulkan Alloh”

Doanya adalah : ” Lailaha illa anta subhanaka inni kuntu minadholimin ”

12. Dalam hadis Tirmidhi ada seorang lelaki yang berdoa” allohumma inni as-aluka bianni as hadu annaka antallohu la ilaha illa-antal -akhadussomad’ alladhi lam yalid’ walam yulad’ walam yakullahu kufuan akhad’ ”

Lalu Nabi mendengar doa tersebut dan berkata:”demi Dhat,rojul telah meminta pada Alloh yang maha agung .barang siapa yang berdoa dengan nama Alloh diatas,maka Doanya akan dikabulkan.jika dia meminta, maka DIBERI”

13.Banyak ayat -ayat dalam Alquran yang memerintahkan agar kita berdoa dengan membaca dulu ASMAUL KHUSNA.misalnya di Al Arof:180
Alloh berfirman:
“Walillahil asmaul khusna fad’uhu biha”

Artinya:
“Bagi Alloh adalah Asmaul khusna,maka berdoalah kalian dengan membaca dulu Asmaul khusna.”

14.Dalam alhadis banyak menerangkan bahwa sebelum atau sesudah berdoa kita harus membaca salawat kepada Nabi ,agar doa kita dikabulkan Alloh.

15.Sabda Rosululloh SAW di Hadis Tirmidhi:

“Wa’lamu annalloha layastajibu dua-an min qolbin ghofilil lah”

Artinya:
“Ketahuilah bahwa Alloh tidak akan mengabulkan doa nya orang yang hatinya lupa pada Alloh”

Maka banyak-banyaklah kita berdhikir pada Alloh agar doa kita dikabulkan oleh Alloh.

16.Sabda Rosululloh SAW di Hadis Tirmidhi:

“Ud’ulloha wa-antum muqinuna bil-ijabati”

Artinya:
“Berdoalah kamu pada Alloh dengan hati merasa YAKIN bahwa doa tersebut pasti dikabulkan Alloh”

Jadi,kalau hati kita ragu-ragu, maka doa kita tidak akan terkabul !

nsaalloh demikian dulu topik bahasan kita mengenahi DOA.

Kurang lebihnya kami mohon maaf.
Alhamdulillah jazakumullohu khoiro
Wassalamualaikum wr wb

Ustadz Muslim Alfarizi

Surah Yasin Ayat 76 yang Mampu Menenangkan Hati

Banyak orang di dunia ini yang merasakan kesedihan hati, dan di balik itu semua terdapat suatu obat yang orang-orang tidak mengetahuinya. Obat tersebut adalah dengan surah Yasin ayat 76 ini. Yuk kita simak aja ulasan di bawah ini.


فَلَا يَحۡزُنكَ قَوۡلُهُمۡ‌ۘ إِنَّا نَعۡلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعۡلِنُونَ

FALAA YAHZUNKA QAULUHUM INNAA NA'LAMU MAA YUSIRRUUNA WA MAA YU'LINUUNA

Artinya : "Maka janganlah ucapan mereka menyedihkan kamu, Sesungguhnya Kami mengetahui apa                  yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan."(QS.Yasin: 76)

Melalui ayat ini Allah memberitahukan dan mengingatkan kepada kita semua yaitu kita tidak usah sedih dan berpikir kalu kita seolah-olah di kucilkan, tidak punya banyak teman. Karena kalau kita jujur dan selalu segala aturannya mengikuti Al-Quran dan Hadis, maka bagi mereka akan berpedoman pada kedua kitab tersebut dan akan menjadikan musuh bagi mereka, yang membuat mereka jadi serba salah. Ketika kita sudah benar yakin kepada Allah SWT, maka perasaan sedih kita malah menjadikan kita bertambah semangat, sepahit apapun, sesengsara apapun, sesulit apapun di dunia ini kita harus yakin Allah itu Maha Adil.

Maka dengan surat yasin ayat ini kita bisa menenangkan hai kita. Caranya adalah dengan menggosok jantung sambil membaca ayat ini. Insyaallah atas kehendak Allah hati kita akan tentram dan tenang. Wallahualam.
Teman-teman semoga bermanfaat bagi kita semua. Terimakasih

Doa Untuk Orang Tua

Doa Untuk Orang Tua yang Masih Hidup, yang Sakit Agar Sembuh, dan yang Sudah Meninggal


Orang tua merupakan salah satu orang paling berjasa dalam hidup kita, mereka berdua adalah orang yang telah merawat, melahirkan dan membesarkan kita.
Selain itu, mereka tidak meminta imbalan maupun bayaran sama sekali. Tentu saja tanpa mereka berdua, kita semua mungkin tidak akan dapat mencapai titik ini dalam hidup kita. Oleh karena itu, wajib bagi kita untuk berbakti kepada orang tua.
Entah mereka sekarang masih dalam keadaan sehat, sakit, maupun telah meninggal. Memberikan rasa bakti tidak hanya melalui harta, namun bisa juga melalui doa. Lalu apa doa untuk orang tua?
Apa bacaan doa untuk orang tua? Apa doa untuk orang tua sesuai sunnah? Yuk simak dibawah ini.

Berikut Berbagai Doa Untuk Orang Tua


1. Doa untuk orang tua yang masih hidup

Berikut bacaan doa untuk orang tua yang masih hidup:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى وَلِوَ الِدَىَّ وَارْ حَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَا نِى صَغِيْرًا
Teks Latin:
“ALLAHUMMA FIGHFIRLII WA LIWAA LIDHAYYA WARHAM HUMAA KAMAA RABBAYAA NII SHOKHIROON.”
Artinya: “Ya Allah, ampunilah aku dan kedua orang tuaku, baik ibu dan bapakku, kasihanilah keduanya seperti mereka menyayangiku di waktu kecil.”

2. Doa untuk orang tua yang sudah meninggal

Berikut bacaan doa untuk orang tua yang sudah meninggal:
اللّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَاَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِلْمَاءِ وَالشَّلْجِ وَالْبَرْدِ وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْاَبْيَضُ مِنَ الدَّ نَسِ وَاَبْدِلْهُ دَارً اخَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَاَهْلًا خَيْرًا مِنْ اَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَادْخِلْهُ الجَنَّةَ وَاعِذْهُ مِنْ عَدَابِ الْقَبرِ وَفِتْنَتِهِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ
Teks Latin:
“ALLAHUMMAGHFIR LAHU WARHAMHU WA ‘AAFIHI WA’FU ‘ANHU WA AKRIM NUZULAHU WA WASSI’ MADKHOLAHU, WAGHSILHU BIL MAA I WATS-TSALJI WALBARODI WA NAQQIHII MINAL KHOTHOO YA KAMAA YUNAQQOTS- TSAWBUL ABYADHU MINAD DANAS, WA ABDILHU DAARON KHOIRON MIN DAARIHII WA AHLAN KHOIRON MIN AHLIHII WA ZAWJAN KHOIRON MIN ZAWJIHI, WA ADKHILHUL JANNATA WA A ‘IDZHU MIN ‘ADZAABIL QOBRI WA FITNATIHI WA MIN ‘ADZAABIN NAAR.”
Artinya: “Wahai Allah, ampunilah dan rahmatilah, bebaskanlah, lepaskanlah dia. Dam muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah jalan masuknya, cucilah dia dengan air yang jernih dan sejuk, dan bersihkanlah dia dari segala kesalahan seperti baju putih yang bersih dari kotoran, dan gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik daripada yang ditinggalkannya, dan keluarga yang lebih baik, dari yang ditinggalkannya pula. Masukkanlah dia ke surga, dan lindungilah dari siksanya kubur serta fitnahnya, dan siksa api neraka.”

3. Doa untuk orang tua dan saudara seiman

اللَّهُمَّ اغْفِرْلِى ذُنُوْبِى وَلِوَالِدَىَّ وَارْ حَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيْرَا . وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ وَلْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ . اَلْاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ . وَتَابِعْ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ بِالْخَيْرَاتِ . رَبِّ اغْفِرْ وَارْ حَمْ وَاَنْتَ خَيْرُالرَّ احِمِيْنَ . وَلاَحَوْلَ وَلاَقوَّةَ اِلاَّبِاللَّهِ الْعَلِيِ الْعَظِيْمِ
Teks Latin:
“ALLAHUMMAGHFIRLII, WALIWAALIDAYYA, WAR HAMHUMMA, KAMAA ROBBAYAANII SHAGIIROO. WALIJAMI’IL MUSLIMINA, WALMUSLIMAATI, WALMU’MINIINA, WAL MU’MINAATI, AL AHYAA’I MINHUM WAL AMWATI, WATAABI’ WABAINANAA, WA BAINAHUM BIL KHOIRAATI, ROBBIGHFIR WARHAM WA ANTA KHOIRUR ROOHIMIINA, WALAA QUWWATA, ILLA BIILAAHI ‘ALIYYIL ADZIM.”
Artinya: “Ya Allah, berikanlah ampunan kepadaku atas dosa dosaku dan dosa kedua orang tuaku dan kasihanilah keduanya itu sebagaimana beliau berdua merawatku ketika masih kecil, begitu juga kepada seluruh kaum muslimin dan muslimat, semua orang yang beriman, laki laki maupun perempuan yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia, dan ikutkanlah diantara kami dan mereka dengan kebaikan. Ya Allah berilah ampun dan belas kasihanilah karena Engkaulah Tuhan yang lebih berbelas kasih dan tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Mu.”

4. Doa untuk orang tua yang sedang sakit

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ اَذْهِبِ الْبَاْسَ وَاشْفِهُ وانْتَ الشَّافِى لاَ شِفَاءَ اِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا
Teks Latin:
“ALLAHUMMA ROBBANNAASI ADZHIBIL BA’SA WASY FIHU, WA ANTAS SYAAFI, LAA SYIFAA-A ILLA SYFAAUKA, SYIFAAN LAA YUGHAADIRU SAQAAMA.”
Artinya: “Ya Allah, Rabb Manusia, hilangkanlah kesusahan dan berikanlah dia kesembuhan, Engkau Zat Yang Maha Menyembuhkan. Tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit lain.”

5. Doa untuk orang tua yang sedang sakit parah

اللَّهُمَّ اَحْيِنِي مَاكَا نَتِ الْحَيَاةُ خَيْرً الِّى وَتَوَ فَّنِى مَاكَا نَتْ الوَ فَاةُ خَيْرًا لِى
Teks Latin:
“ALLAHUMMA AHYINI MAA KAA NATIL KHAYATU KHOIROLLI, WATAWAF FANNI ADZA KAANAT WAFAATU KHIROLLI.”
Artinya: “Ya Allah, hidupkanlah dia apabila itu lebih baik baginya. Dan matikanlah dia apabila kematian itu lebih baik baginya.”
Demikian penjelasan diatas tentang apa doa untuk orang tua. Semoga bermanfaat!