Monday, January 20, 2020

Rescheduling Utang

Yang Patut Anda Ketahui Mengenai Rescheduling Utang
Hidup terkadang berjalan tanpa bisa kita prediksi. Di satu masa, hidup bisa membawa kita di atas awan, di masa yang lain hidup membawa kita menukik tajam. Hari ini, bisa jadi bahwa semua yang terjadi dalam hidup kita dapat kita kendalikan. Keluarga, pekerjaan, utang kita di Bank, semuanya terkendali. Namun di satu waktu, kita bisa jadi tidak tahu mengapa hidup menjadi berantakan dan kita terlilit utang.
Keadaan seperti ini tentu saja tidak menyenangkan. Terlebih jika kita memiliki utang di perBankan yang tidak tahu menahu mengenai keadaan perekonomian kita. Yang Bank tahu bahwa kita harus membayar cicilan utang tepat waktu. Namun bagaimana jika kita tidak dapat memenuhinya?
Ada beberapa alternatif yang dapat kita tempuh. Salah satunya adalah dengan melakukan Rescheduling utang.
Apa itu Rescheduling Utang?
Ketika nasabah mengalami kesulitan membayar cicilan pinjaman, maka Bank akan mempertimbangkan untuk melakukan restrukturisasi utang. Restrukturisasi ini dapat ditempuh dengan tiga cara yaitu Rescheduling Utang atau penjadwalan kembali, Restructuring utang atau persyaratan kembali, dan reconditioning utang atau penataan kembali.
Menurut Drs. Muhamad Djumhana, S.H, seorang ahli hukum dalam bidang perBankan, penjadwalan kembali (rescheduling) yaitu perubahan syarat kredit yang menyangkut jadwal pembayaran dan atau jangka waktu termasuk masa tenggang, baik meliputi perubahan besarnya angsuran maupun tidak.
Contoh sederhananya adalah jika kita memiliki utang Rp 10 juta dengan jangka waktu pembayaram selama 5 tahun dengan jumlah cicilan sebesar Rp167.000 per bulannya. Maka dengan rescheduling utang, jangka waktu pinjaman dapat diubah menjadi lebih panjang – misalnya selama 10 tahun. Sehingga jumlah cicilan kita pun berkurang menjadi Rp.84.000 per bulannya.
Dengan cara ini diharapkan debitur akan memperoleh keringanan sehingga kemampuan untuk membayar utang dapat kembali meningkat.
Bagaimana Caranya Mendapatkan Rescheduling Utang?
Yang perlu kita lakukan adalah dengan datang ke Bank dimana kita memiliki utang. Kita dapat berbicara dengan marketing perbankan dan meminta bantuan Bank agar memberikan keringanan. Bicarakan secara baik-baik dan terus teranglah terhadap kesulitan yang sedang kita hadapi. Dari sini, pihak Bank akan mempertimbangkan apakah utang kita memenuhi kriteria untuk bisa di-rescheduling ataukah tidak.
Apa Saja Syarat agar Hutang Kita Dapat di Rescheduling?
Setelah diajukan ke Bank, Bank akan mempelajari dan menentukan apakah layak atau tidak utang kita dikenakan rescheduling kredit. Berdasarkan Pasal 52 Peraturan Bank Indonesia (PBI) 14/2012, ada beberapa syarat agar debitur dikatakan layak menerima rescheduling kredit, yaitu :
  1. Debitur melaporkan bahwa mengalami kesulitan dalam pembayaran utang
  2. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Pasal 57 PBI 14/2012, debitur yang dapat diberikan rescheduling adalah debitur yang masih memiliki prospek usaha yang baik dan dinilai mampu membayar kewajiban setelah rescheduling dilakukan. Hal ini akan dianalisis melalui prospek usaha dan proyeksi arus kas, serta diputuskan oleh pejabat Bank yang lebih tinggi jabatannya dari pihak yang memutuskan kredit yang di-reschedule. Dan jika pejabat Bank tersebut merupakan pejabat tertinggi, maka keputusan reschedule harus dilakukan oleh pejabat setingkat dengan pejabat tersebut.
Namun meski demikian, Bank juga memiliki berbagai persyaratan internal yang harus dipenuhi dalam mengajukan rescheduling utang, dimana satu Bank dengan Bank lainnya bisa jadi berbeda. Sehingga jika kita ingin mengajukan rescheduling kredit, pastikan bahwa kita mengetahui apa saja persyaratan yang dibutuhkan pada Bank terkait – selain kedua hal yang sudah diatur dalam Peraturan Bank Indonesia di atas.
Cara Cerdas Mengantisipasi Utang agar Tak Perlu Di Rescheduling
  1. Pastikan pinjaman kita tidak lebih dari 30% jumlah penghasilan kita setiap bulannya. Hal ini agar kita masih bisa menyisihkan uang untuk pos-pos lain, contohnya untuk simpanan dan investasi yang dapat kita gunakan ketika keadaan keuangan kita sedang memburuk.
  2. Ketika keuangan memburuk, pilihan yang paling baik adalah dengan cara melunasi hutang dengan uang simpanan yang kita miliki. Hal ini agar utang tidak tumbuh menjadi bom waktu yang akan meledak di masa yang akan datang. Melunasi utang sebenarnya adalah pilihan yang paling bijak untuk dilakukan jika kondisi memungkinkan.
  3. Usahakan melakukan utang untuk utang produktif dan bukan konsumtif. Hal ini karena ketika anda berhutang untuk sesuatu yang produktif, aset anda akan bertambah. Sebaliknya, jika anda berhutang untuk sesuatu yang konsumtif, uang anda akan berkurang.
  4. Cerdas menggunakan kartu kredit. Anggap kartu kredit sebagai alat pembayaran yang aman, dan bukan alat untuk berhutang. Ketika anda sudah berbelanja dan mendapatkan benefit dari menggunakan kartu kredit, maka lunasi dengan segera sesampainya di rumah atau di mesin ATM. Jangan menunda membayar tagihan kartu kredit karena ia akan menciptakan lubang jebakan yang sangat besar bagi keuangan anda.

Doa yang Mustajab

Doa yang Mustajab

DOA adalah meminta sesuatu kepada Alloh.Doa merupakan amalan yang sangat penting untuk dikerjakan oleh setiap orang islam.

1. Dalam sebuah hadis,Rosulululloh SAW bersabda:

“Addua-u silakhul mu’min waimaduddin wanurussamawati wal- ard”
Artinya:

“Doa adalah pedang nya orang iman,tiangnya agama,dan cahayanya langit dan bumi”

2.Rosul SAW bersabda dalam HR.Tirmidhi:

“Laisa saiun akroma alallohi ta-ala minaddu-a”
Artinya:

“Tidak ada sesuatu yang lebih mulya disisi Alloh kecuali doa”

3.Rosul SAW bersabda dalam HR.Tirmidhi:

“Addua-u mukh khul ibadah”
Artinya:

“Doa itu otak nya ibadah”

4.Rosul SAW bersabda dalam HR.IbnuMajah:

“Wala yaruddul qodaro illaddua’ ”
Artinya:

“Tidak bisa menolak qodar kecuali dengan Doa”

5.Dalam Alquran surat Almumin :60,Alloh berfirman:

“Ud’uni astajib lakum ”
Artinya:

“Berdoalah padaku,maka niscaya akan kukabulkan”

Jadi Alloh malah memerintah kepada setiap muslim untuk minta,minta,dan minta apa saja kepada Alloh.
Alloh tidak akan bosan memberi apa saja yang diminta hambanya.
Doa adalah otaknya ibadah,makin sering kita berdoa,berarti kita makin banyak mengerjakan ibadah,sehingga makin banyak pula pahala yang kita dapatkan.
Bahkan Alloh marah jika ada hambanya yang tidak mau minta pada Alloh.

6.Rosul SAW bersabda dalam HR.Tirmidhi:

“Mallam yas-alillaha yagh dob’ alaihi ”
Artinya:

“Barang siapa yang tidak berdoa kepada Alloh,maka Alloh marah pada nya”

Jadi Doa adalah salah satu ibadah yang sangat penting dikerjakan.
Saat kita butuh pertolongan Alloh,kita segera berdoa pada Alloh.
Ada beberapa hal yang seharusnya dikerjakan agar doa kita mustajab atau dikabulkan Alloh.

Yang paling utama, agar doa kita terkabul atau mustajab, maka ada syarat pokok yang harus dipenuhi dulu sebelum kita berdoa, yaitu seperti yang diajarkan oleh Rosululloh SAW di Hadis Tirmidhi:

“Setelah kamu selesai sholat, maka duduklah dan bacalah dhikir kepada Alloh, lalu baca sholawat untuk ku, kemudian beroalah, maka pasti akan dikabulkan Alloh ”

Jadi: kita berdhikir dulu, baca sholawat baru kita berdoa.

7.Dalam HR.AbuDawud Umar bin khotob berkata:

“Sesungguhnya Nabi ketika mengangkat kedua tangannya untuk berdoa,maka Nabi tidak meletakkan kedua tangannya sampai kedua tangannya mengusap wajahnya”

Jadi saat berdoa,Nabi mengangkat kedua telapak tangan nya dan tetap mengangkat lalu diakhiri dengan mengusapkan kedua telapak tangannya di wajah beliau.

8.Rosul SAW beresabda dalam HR.Tirmidhi:

“Barang siapa yang ingin dikabulkan doanya oleh Alloh saat menghadapi cobaan yang berat dan kesusahan,maka memperbanyaklah doa pada waktu LONGGAR nya”

Saat kita sedang jaya, senang, bahagia, gembira, banyak uang, kita biasakan terus berdoa kepada Alloh.
Kita wajibkan diri kita untuk rutin berdoa kepada Alloh, seperti saat setelah sholat 5 waktu, setelah membaca Alquran, setelah sholat tahajud ataupun waktu-waktu lainnya.
Kalau kita bisa mengamalkan ini, maka saat kita dalam kesulitan, butuh pertolongan, maka kita segera berdoa pada Alloh yang pasti akan dikabulkan oleh Alloh.

9.Rosul SAW bersabda dalam HR.Abudawud:

“Doa akan dikabulkan oleh Alloh,selagi TIDAK TERGESA2 dia.maksudnya dia berkata: aku telah berdoa,tapi belum dikabulkan ”

10.Rosul bersabda dalam HR.AbuDawud:

“Kamu Jangan berdoa dengan mengatakan:’ya Alloh ampunilah aku JIKA KAMU MENGHENDAKI,ya Alloh kasihinilah aku JIKA KAMU MENGHENDAKI. Tapi kalian supaya MENETAPKAN permintaan kalian.sesungguhnya perbuatan tersebut bukanlah sebuah paksaan pada Alloh ”

11.Rosul bersabda dalam HR.Tirmidhi:

“Barang siapa yang berdoa dengan doanya nabi yunus(saat diperut ikan),lalu minta apa saja pasti dikabulkan Alloh”

Doanya adalah : ” Lailaha illa anta subhanaka inni kuntu minadholimin ”

12. Dalam hadis Tirmidhi ada seorang lelaki yang berdoa” allohumma inni as-aluka bianni as hadu annaka antallohu la ilaha illa-antal -akhadussomad’ alladhi lam yalid’ walam yulad’ walam yakullahu kufuan akhad’ ”

Lalu Nabi mendengar doa tersebut dan berkata:”demi Dhat,rojul telah meminta pada Alloh yang maha agung .barang siapa yang berdoa dengan nama Alloh diatas,maka Doanya akan dikabulkan.jika dia meminta, maka DIBERI”

13.Banyak ayat -ayat dalam Alquran yang memerintahkan agar kita berdoa dengan membaca dulu ASMAUL KHUSNA.misalnya di Al Arof:180
Alloh berfirman:
“Walillahil asmaul khusna fad’uhu biha”

Artinya:
“Bagi Alloh adalah Asmaul khusna,maka berdoalah kalian dengan membaca dulu Asmaul khusna.”

14.Dalam alhadis banyak menerangkan bahwa sebelum atau sesudah berdoa kita harus membaca salawat kepada Nabi ,agar doa kita dikabulkan Alloh.

15.Sabda Rosululloh SAW di Hadis Tirmidhi:

“Wa’lamu annalloha layastajibu dua-an min qolbin ghofilil lah”

Artinya:
“Ketahuilah bahwa Alloh tidak akan mengabulkan doa nya orang yang hatinya lupa pada Alloh”

Maka banyak-banyaklah kita berdhikir pada Alloh agar doa kita dikabulkan oleh Alloh.

16.Sabda Rosululloh SAW di Hadis Tirmidhi:

“Ud’ulloha wa-antum muqinuna bil-ijabati”

Artinya:
“Berdoalah kamu pada Alloh dengan hati merasa YAKIN bahwa doa tersebut pasti dikabulkan Alloh”

Jadi,kalau hati kita ragu-ragu, maka doa kita tidak akan terkabul !

nsaalloh demikian dulu topik bahasan kita mengenahi DOA.

Kurang lebihnya kami mohon maaf.
Alhamdulillah jazakumullohu khoiro
Wassalamualaikum wr wb

Ustadz Muslim Alfarizi

Surah Yasin Ayat 76 yang Mampu Menenangkan Hati

Banyak orang di dunia ini yang merasakan kesedihan hati, dan di balik itu semua terdapat suatu obat yang orang-orang tidak mengetahuinya. Obat tersebut adalah dengan surah Yasin ayat 76 ini. Yuk kita simak aja ulasan di bawah ini.


فَلَا يَحۡزُنكَ قَوۡلُهُمۡ‌ۘ إِنَّا نَعۡلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعۡلِنُونَ

FALAA YAHZUNKA QAULUHUM INNAA NA'LAMU MAA YUSIRRUUNA WA MAA YU'LINUUNA

Artinya : "Maka janganlah ucapan mereka menyedihkan kamu, Sesungguhnya Kami mengetahui apa                  yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan."(QS.Yasin: 76)

Melalui ayat ini Allah memberitahukan dan mengingatkan kepada kita semua yaitu kita tidak usah sedih dan berpikir kalu kita seolah-olah di kucilkan, tidak punya banyak teman. Karena kalau kita jujur dan selalu segala aturannya mengikuti Al-Quran dan Hadis, maka bagi mereka akan berpedoman pada kedua kitab tersebut dan akan menjadikan musuh bagi mereka, yang membuat mereka jadi serba salah. Ketika kita sudah benar yakin kepada Allah SWT, maka perasaan sedih kita malah menjadikan kita bertambah semangat, sepahit apapun, sesengsara apapun, sesulit apapun di dunia ini kita harus yakin Allah itu Maha Adil.

Maka dengan surat yasin ayat ini kita bisa menenangkan hai kita. Caranya adalah dengan menggosok jantung sambil membaca ayat ini. Insyaallah atas kehendak Allah hati kita akan tentram dan tenang. Wallahualam.
Teman-teman semoga bermanfaat bagi kita semua. Terimakasih

Doa Untuk Orang Tua

Doa Untuk Orang Tua yang Masih Hidup, yang Sakit Agar Sembuh, dan yang Sudah Meninggal


Orang tua merupakan salah satu orang paling berjasa dalam hidup kita, mereka berdua adalah orang yang telah merawat, melahirkan dan membesarkan kita.
Selain itu, mereka tidak meminta imbalan maupun bayaran sama sekali. Tentu saja tanpa mereka berdua, kita semua mungkin tidak akan dapat mencapai titik ini dalam hidup kita. Oleh karena itu, wajib bagi kita untuk berbakti kepada orang tua.
Entah mereka sekarang masih dalam keadaan sehat, sakit, maupun telah meninggal. Memberikan rasa bakti tidak hanya melalui harta, namun bisa juga melalui doa. Lalu apa doa untuk orang tua?
Apa bacaan doa untuk orang tua? Apa doa untuk orang tua sesuai sunnah? Yuk simak dibawah ini.

Berikut Berbagai Doa Untuk Orang Tua


1. Doa untuk orang tua yang masih hidup

Berikut bacaan doa untuk orang tua yang masih hidup:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى وَلِوَ الِدَىَّ وَارْ حَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَا نِى صَغِيْرًا
Teks Latin:
“ALLAHUMMA FIGHFIRLII WA LIWAA LIDHAYYA WARHAM HUMAA KAMAA RABBAYAA NII SHOKHIROON.”
Artinya: “Ya Allah, ampunilah aku dan kedua orang tuaku, baik ibu dan bapakku, kasihanilah keduanya seperti mereka menyayangiku di waktu kecil.”

2. Doa untuk orang tua yang sudah meninggal

Berikut bacaan doa untuk orang tua yang sudah meninggal:
اللّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَاَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِلْمَاءِ وَالشَّلْجِ وَالْبَرْدِ وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْاَبْيَضُ مِنَ الدَّ نَسِ وَاَبْدِلْهُ دَارً اخَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَاَهْلًا خَيْرًا مِنْ اَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَادْخِلْهُ الجَنَّةَ وَاعِذْهُ مِنْ عَدَابِ الْقَبرِ وَفِتْنَتِهِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ
Teks Latin:
“ALLAHUMMAGHFIR LAHU WARHAMHU WA ‘AAFIHI WA’FU ‘ANHU WA AKRIM NUZULAHU WA WASSI’ MADKHOLAHU, WAGHSILHU BIL MAA I WATS-TSALJI WALBARODI WA NAQQIHII MINAL KHOTHOO YA KAMAA YUNAQQOTS- TSAWBUL ABYADHU MINAD DANAS, WA ABDILHU DAARON KHOIRON MIN DAARIHII WA AHLAN KHOIRON MIN AHLIHII WA ZAWJAN KHOIRON MIN ZAWJIHI, WA ADKHILHUL JANNATA WA A ‘IDZHU MIN ‘ADZAABIL QOBRI WA FITNATIHI WA MIN ‘ADZAABIN NAAR.”
Artinya: “Wahai Allah, ampunilah dan rahmatilah, bebaskanlah, lepaskanlah dia. Dam muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah jalan masuknya, cucilah dia dengan air yang jernih dan sejuk, dan bersihkanlah dia dari segala kesalahan seperti baju putih yang bersih dari kotoran, dan gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik daripada yang ditinggalkannya, dan keluarga yang lebih baik, dari yang ditinggalkannya pula. Masukkanlah dia ke surga, dan lindungilah dari siksanya kubur serta fitnahnya, dan siksa api neraka.”

3. Doa untuk orang tua dan saudara seiman

اللَّهُمَّ اغْفِرْلِى ذُنُوْبِى وَلِوَالِدَىَّ وَارْ حَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيْرَا . وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ وَلْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ . اَلْاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ . وَتَابِعْ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ بِالْخَيْرَاتِ . رَبِّ اغْفِرْ وَارْ حَمْ وَاَنْتَ خَيْرُالرَّ احِمِيْنَ . وَلاَحَوْلَ وَلاَقوَّةَ اِلاَّبِاللَّهِ الْعَلِيِ الْعَظِيْمِ
Teks Latin:
“ALLAHUMMAGHFIRLII, WALIWAALIDAYYA, WAR HAMHUMMA, KAMAA ROBBAYAANII SHAGIIROO. WALIJAMI’IL MUSLIMINA, WALMUSLIMAATI, WALMU’MINIINA, WAL MU’MINAATI, AL AHYAA’I MINHUM WAL AMWATI, WATAABI’ WABAINANAA, WA BAINAHUM BIL KHOIRAATI, ROBBIGHFIR WARHAM WA ANTA KHOIRUR ROOHIMIINA, WALAA QUWWATA, ILLA BIILAAHI ‘ALIYYIL ADZIM.”
Artinya: “Ya Allah, berikanlah ampunan kepadaku atas dosa dosaku dan dosa kedua orang tuaku dan kasihanilah keduanya itu sebagaimana beliau berdua merawatku ketika masih kecil, begitu juga kepada seluruh kaum muslimin dan muslimat, semua orang yang beriman, laki laki maupun perempuan yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia, dan ikutkanlah diantara kami dan mereka dengan kebaikan. Ya Allah berilah ampun dan belas kasihanilah karena Engkaulah Tuhan yang lebih berbelas kasih dan tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Mu.”

4. Doa untuk orang tua yang sedang sakit

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ اَذْهِبِ الْبَاْسَ وَاشْفِهُ وانْتَ الشَّافِى لاَ شِفَاءَ اِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا
Teks Latin:
“ALLAHUMMA ROBBANNAASI ADZHIBIL BA’SA WASY FIHU, WA ANTAS SYAAFI, LAA SYIFAA-A ILLA SYFAAUKA, SYIFAAN LAA YUGHAADIRU SAQAAMA.”
Artinya: “Ya Allah, Rabb Manusia, hilangkanlah kesusahan dan berikanlah dia kesembuhan, Engkau Zat Yang Maha Menyembuhkan. Tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit lain.”

5. Doa untuk orang tua yang sedang sakit parah

اللَّهُمَّ اَحْيِنِي مَاكَا نَتِ الْحَيَاةُ خَيْرً الِّى وَتَوَ فَّنِى مَاكَا نَتْ الوَ فَاةُ خَيْرًا لِى
Teks Latin:
“ALLAHUMMA AHYINI MAA KAA NATIL KHAYATU KHOIROLLI, WATAWAF FANNI ADZA KAANAT WAFAATU KHIROLLI.”
Artinya: “Ya Allah, hidupkanlah dia apabila itu lebih baik baginya. Dan matikanlah dia apabila kematian itu lebih baik baginya.”
Demikian penjelasan diatas tentang apa doa untuk orang tua. Semoga bermanfaat!

TATA CARA RUQYAH YANG BENAR

Tata Cara Ruqyah Yang Benar


Ruqyah bukan pengobatan alternatif. Justru seharusnya menjadi pilihan pertama pengobatan tatkala seorang muslim tertimpa penyakit. Sebagai sarana penyembuhan, ruqyah tidak boleh diremehkan keberadaannya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan: “Sesungguhnya meruqyah termasuk amalan yang utama. Meruqyah termasuk kebiasaan para nabi dan orang-orang shalih. Para nabi dan orang shalih senantiasa menangkis setan-setan dari anak Adam dengan apa yang diperintahkan Allah dan RasulNya”. [1]
Karena demikian pentingnya penyembuhan dengan ruqyah ini, maka setiap kaum Muslimin semestinya mengetahui tata cara yang benar, agar saat melakukan ruqyah tidak menyimpang dari kaidah syar’i.
Tata cara meruqyah adalah sebagai berikut:
1. Keyakinan bahwa kesembuhan datang hanya dari Allah.
2. Ruqyah harus dengan Al Qur’an, hadits atau dengan nama dan sifat Allah, dengan bahasa Arab atau bahasa yang dapat dipahami.
3. Mengikhlaskan niat dan menghadapkan diri kepada Allah saat membaca dan berdoa.
4. Membaca Surat Al Fatihah dan meniup anggota tubuh yang sakit. Demikian juga membaca surat Al Falaq, An Naas, Al Ikhlash, Al Kafirun. Dan seluruh Al Qur’an, pada dasarnya dapat digunakan untuk meruqyah. Akan tetapi ayat-ayat yang disebutkan dalil-dalilnya, tentu akan lebih berpengaruh.
5. Menghayati makna yang terkandung dalam bacaan Al Qur’an dan doa yang sedang dibaca.
6. Orang yang meruqyah hendaknya memperdengarkan bacaan ruqyahnya, baik yang berupa ayat Al Qur’an maupun doa-doa dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Supaya penderita belajar dan merasa nyaman bahwa ruqyah yang dibacakan sesuai dengan syariat.
7. Meniup pada tubuh orang yang sakit di tengah-tengah pembacaan ruqyah. Masalah ini, menurut Syaikh Al Utsaimin mengandung kelonggaran. Caranya, dengan tiupan yang lembut tanpa keluar air ludah. ‘Aisyah pernah ditanya tentang tiupan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam meruqyah. Ia menjawab: “Seperti tiupan orang yang makan kismis, tidak ada air ludahnya (yang keluar)”. (HR Muslim, kitab As Salam, 14/182). Atau tiupan tersebut disertai keluarnya sedikit air ludah sebagaimana dijelaskan dalam hadits ‘Alaqah bin Shahhar As Salithi, tatkala ia meruqyah seseorang yang gila, ia mengatakan: “Maka aku membacakan Al Fatihah padanya selama tiga hari, pagi dan sore. Setiap kali aku menyelesaikannya, aku kumpulkan air liurku dan aku ludahkan. Dia seolah-olah lepas dari sebuah ikatan”. [HR Abu Dawud, 4/3901 dan Al Fathu Ar Rabbani, 17/184].
8. Jika meniupkan ke dalam media yang berisi air atau lainnya, tidak masalah. Untuk media yang paling baik ditiup adalah minyak zaitun. Disebutkan dalam hadits Malik bin Rabi’ah, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
كُلُوْا الزَيْتَ وَ ادَّهِنُوا بِهِ فَإنَهُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَة
“Makanlah minyak zaitun , dan olesi tubuh dengannya. Sebab ia berasal dari tumbuhan yang penuh berkah”.[2]
9. Mengusap orang yang sakit dengan tangan kanan. Ini berdasarkan hadits ‘Aisyah, ia berkata: “Rasulullah, tatkala dihadapkan pada seseorang yang mengeluh kesakitan, Beliau mengusapnya dengan tangan kanan…”. [HR Muslim, Syarah An Nawawi (14/180].
Imam An Nawawi berkata: “Dalam hadits ini terdapat anjuran untuk mengusap orang yang sakit dengan tangan kanan dan mendoakannya. Banyak riwayat yang shahih tentang itu yang telah aku himpun dalam kitab Al Adzkar”. Dan menurut Syaikh Al ‘Utsaimin berkata, tindakan yang dilakukan sebagian orang saat meruqyah dengan memegangi telapak tangan orang yang sakit atau anggota tubuh tertentu untuk dibacakan kepadanya, (maka) tidak ada dasarnya sama sekali.
10. Bagi orang yang meruqyah diri sendiri, letakkan tangan di tempat yang dikeluhkan seraya mengatakan بِسْمِ الله (Bismillah, 3 kali).
أعُوذُ بِالله وَ قُدْرَتِهِ مِنْ شَر مَا أجِدُ وَ أحَاذِرُ
“Aku berlindung kepada Allah dan kekuasaanNya dari setiap kejelekan yang aku jumpai dan aku takuti”.[3]
Dalam riwayat lain disebutkan “Dalam setiap usapan”. Doa tersebut diulangi sampai tujuh kali.
Atau membaca :
بِسْمِ الله أعُوذُ بِعزَِّةِ الله وَ قُدْرَتِهِ مِنْ شَر مَا أجِدُ مِنْ وَجْعِيْ هَذَا
“Aku berlindung kepada keperkasaan Allah dan kekuasaanNya dari setiap kejelekan yang aku jumpai dari rasa sakitku ini”.[4]
Apabila rasa sakit terdapat di seluruh tubuh, caranya dengan meniup dua telapak tangan dan mengusapkan ke wajah si sakit dengan keduanya.[5]
11. Bila penyakit terdapat di salah satu bagian tubuh, kepala, kaki atau tangan misalnya, maka dibacakan pada tempat tersebut. Disebutkan dalam hadits Muhammad bin Hathib Al Jumahi dari ibunya, Ummu Jamil binti Al Jalal, ia berkata: Aku datang bersamamu dari Habasyah. Tatkala engkau telah sampai di Madinah semalam atau dua malam, aku hendak memasak untukmu, tetapi kayu bakar habis. Aku pun keluar untuk mencarinya. Kemudian bejana tersentuh tanganku dan berguling menimpa lenganmu. Maka aku membawamu ke hadapan Nabi. Aku berkata: “Kupertaruhkan engkau dengan ayah dan ibuku, wahai Rasulullah, ini Muhammad bin Hathib”. Beliau meludah di mulutmu dan mengusap kepalamu serta mendoakanmu. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam masih meludahi kedua tanganmu seraya membaca doa:
أَذْهِبْ الْبَأْسَ رَبَّ النَّاسِ وَاشْفِ أَنْتَ الشَّافِي لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا
“Hilangkan penyakit ini wahai Penguasa manusia. Sembuhkanlah, Engkau Maha Penyembuh. Tidak ada kesembuhan kecuali penyembuhanMu, obat yang tidak meninggalkan penyakit”[6].
Dia (Ummu Jamil) berkata: “Tidaklah aku berdiri bersamamu dari sisi Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kecuali tanganmu telah sembuh”.
12. Apabila penyakit berada di sekujur badan, atau lokasinya tidak jelas, seperti gila, dada sempit atau keluhan pada mata, maka cara mengobatinya dengan membacakan ruqyah di hadapan penderita. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Nabi Shallallahu ‘laihi wa sallam meruqyah orang yang mengeluhkan rasa sakit. Disebutkan dalam riwayat Ibnu Majah, dari Ubay bin K’ab , ia berkata: “Dia bergegas untuk membawanya dan mendudukkannya di hadapan Beliau Shallallahu ‘alaihi wa salla,m . Maka aku mendengar Beliau membentenginya (ta’widz) dengan surat Al Fatihah”.[7]
Apakah ruqyah hanya berlaku untuk penyakit-penyakit yang disebutkan dalam nash atau penyakit secara umum? Dalam hadits-hadits yang membicarakan terapi ruqyah, penyakit yang disinggung adalah pengaruh mata yang jahat (‘ain), penyebaran bisa racun (humah) dan penyakit namlah (humah). Berkaitan dengan masalah ini, Imam An Nawawi berkata dalam Syarah Shahih Muslim: “Maksudnya, ruqyah bukan berarti hanya dibolehkan pada tiga penyakit tersebut. Namun maksudnya bahwa Beliau ditanya tentang tiga hal itu, dan Beliau membolehkannya. Andai ditanya tentang yang lain, maka akan mengizinkannya pula. Sebab Beliau sudah memberi isyarat buat selain mereka, dan Beliau pun pernah meruqyah untuk selain tiga keluhan tadi”. (Shahih Muslim, 14/185, kitab As Salam, bab Istihbab Ar Ruqyah Minal ‘Ain Wan Namlah).
Demikian sekilas cara ruqyah. Mudah-mudahan bermanfaat. (Red).
Maraji` :
1. Risalatun Fi Ahkami Ar Ruqa Wa At Tamaim Wa Shifatu Ar Ruqyah Asy Syar’iyyah, karya Abu Mu’adz Muhammad bin Ibrahim. Dikoreksi Syaikh Abdullah bin Abdur Rahman Jibrin.
2. Kaifa Tu’aliju Maridhaka Bi Ar Ruqyah Asy Syar’iyyah, karya Abdullah bin Muhammad As Sadhan, Pengantar Syaikh Abdullah Al Mani’, Dr Abdullah Jibrin, Dr. Nashir Al ‘Aql dan Dr. Muhammad Al Khumayyis, Cet X, Rabi’ul Akhir, Tahun 1426H.
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 06//Tahun IX/1426H/2005M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016]
_______
Footnote
[1]. Dinukil dari Kaifa Tu’aliju Maridhaka Bi Ar Ruqyah Asy Syar’iyyah, hlm. 41.
[2]. Hadits hasan, Shahihul Jami’ (2/4498).
[3]. HR Muslim, kitab As Salam (14/189).
[4]. Shahihul Jami’, no. 346.
[5]. Fathul Bari (21/323). Cara ini dikatakan oleh Az Zuhri merupakan cara Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam meniup.
[6]. Al Fathu Ar Rabbani (17/182) dan Mawaridu Azh Zham-an, no. 1415-1416.
[7]. Al Fathu Ar Rabbani (17/183).
[8]. Namlah adalah luka-luka yang menjalar di sisi badan dan anggota tubuh lainnya