Monday, August 30, 2010

MAU PUNYA TETANGGA MUSUH ATAU TEMAN ?

Pada zaman Tiongkok Kuno, ada seorang petani mempunyai seorang tetangga
yang berprofesi sebagai pemburu dan mempunyai anjing-anjing yang galak
dan kurang terlatih. Anjing-anjing itu sering melompati pagar dan
mengejar-ngejar domba-domba petani.
Petani itu meminta tetangganya untuk menjaga anjing-anjingnya, tetapi ia
tidak mau peduli.
Suatu hari aning-anjing itu melompati pagar dan menyerang beberapa
kambing sehingga terluka parah. Petani itu merasa tak sabar, dan
memutuskan untuk pergi ke kota untuk berkonsultasi pada seorang hakim.
Hakim itu mendengarkan cerita petani itu dengan hati-hati dan berkata,
"Saya bisa saja menghukum pemburu itu dan memerintahkan dia untuk
merantai dan mengurung anjing-anjingnya. Tetapi Anda akan kehilangan
seorang teman dan mendapatkan seorang musuh. Mana yang kau inginkan,
teman atau musuh yang jadi tetanggamu?"
Petani itu menjawab bahwa ia lebih suka mempunyai seorang teman.
"Baik, saya akan menawari Anda sebuah solusi yang mana Anda harus
manjaga domba-domba Anda supaya tetap aman dan ini akan membuat
tetangga Anda tetap sebagai teman."
Mendengar solusi pak hakim, petani itu setuju.
Ketika sampai di rumah, petani itu segera melaksanakan solusi pak hakim.
Dia mengambil tiga domba terbaiknya dan menghadiahkannya kepada tiga
anak tetangganya itu, yang mana ia menerima dengan sukacita dan mulai
bermain dengan domba-domba tersebut.
Untuk menjaga mainan baru anaknya, si pemburu itu mengkerangkeng anjing
pemburunya. Sejak saat itu anjing-anjing itu tidak pernah menggangu
domba-domba pak tani.
Di samping rasa terima kasihnya kepada kedermawanan petani kepada
anak-anaknya, pemburu itu sering membagi hasi buruan kepada petani.
Sebagai balasannya petani mengirimkan daging domba dan keju buatannya.
Dalam waktu singkat tetangga itu menjadi teman yang baik.
Sebuah ungkapan Tiongkok Kuno mengatakan, "Cara Terbaik untuk
mengalahkan dan mempengaruhi orang adalah dengan kebajikan dan belas kasih."
Sama dengan ungkapan Amerika yang mengatakan, "Seseorang bisa menangkap
lebih banyak lalat dengan madu dari pada dengan cuka." (Erabaru/isw)
"Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan
dengan kebaikan!"