Sally berumur 8 th ketika dia mendengar ortu nya sedang berbicara
mengenai adik lelakinya, Georgi yg menderita sakit parah.
Hanya operasi yg sgt mahal bisa menyelamatkannya,
tapi mereka tak punya biaya.
Sally mendengar ayahnya berkata,
"Hanya keajaiban yg bisa menyelamatkannya"
Sally mengambil celengan dari tempat persembunyiannya,
lalu dikeluarkannya smua isi celengan ke lantai & menghitung smua uangnya.
Dgn membawa uang,
Sally menyelinap keluar & pergi ke apotik.
"Apa yg kamu perlukan?" tanya apoteker
"Saya mau bicara mengenai adikku,
Dia sakit & saya mau membeli keajaiban" jawab Sally
"Apa yg kamu katakan?"
"Ayahku mengatakan hanya keajaiban yg bisa menyelamatkan jiwanya. Jadi
berapa harganya?"
"Kami tidak menjual keajaiban, adik kecil"
"Saya punya uang. Katakan saja berapa harga keajaiban?"
Seorang pria berpakaian rapi berhenti & bertanya,
"Keajaiban jenis apa yg dibutuhkan oleh adikmu?"
"Saya tak tahu" jawab Sally
Air mata mulai menetes di pipinya.
"Saya hanya tau dia sakit parah & ayah mengatakan bahwa ia membutuhkan
operasi.
Ortu ku tak mampu membayarnya,
tapi saya punya uang"
"Berapa uang yg kamu punya?"
"Satu dollar dan sebelas sen," jawab Sally dgn bangga
"Kebetulan sekali," kata pria itu sambil tersenyum,
"Satu dollar dan sebelas sen,
Harga yg tepat u/ membeli keajaiban yg dpt menolong adikmu"
Dia mengambil uang,
kemudian memegang tangan Sally & berkata:
"Bawa saya kpd adikmu, saya mau bertemu dengannya & ortu mu"
Pria itu adalah Dr. Carlton Armstrong,
seorang ahli bedah terkenal.
Operasi dilakukannya tanpa biaya & butuh waktu yg tak lama.
Georgi kembali ke rumah dalam keadaan sehat.
Ortu nya sangat bahagia.
Sally tersenyum...
Dia tau pasti berapa harga keajaiban tsb,
Satu dollar dan sebelas sen,
ditambah dgn keyakinan.
PESAN MORAL,
"Jangan pernah menyerah oleh keadaan di depan kita,
justru kita yg harus bisa mengalahkan keadaan tsb"
* *
Tuesday, May 25, 2010
Wednesday, May 12, 2010
Dua Bata Jelek
Pada saat saya off beberapa waktu yang lalu saya bertemu dengan seorang
kawan yang baru menikah 1 tahun… mereka adalah pasangan yang sudah cukup
lama menjalin hubungan sebelum memutuskan untuk menikah...(maklum..
mereka sudah pacaran mulai kuliah..). Akan tetapi pada saat itu kawan
tersebut bercerita bahwa dia mengalami masalah rumah tangga yang cukup
berat, bahkan dia berencana untuk menceraikan istri yang baru dinikahi
tersebut...
Kemudian saya meminta dia untuk menceritakan apa "masalah berat" yang
mengancam rumah tangganya tersebut. Ternyata yang menjadi masalah adalah
cuma karena salah pengertian saja... sang istri belum memahami apa
kemauan dari sang suami...
Saya lalu teringat sebuah kisah yang pernah saya baca beberapa tahun
yang lalu dan mungkin bisa bermanfaat bagi kawan tersebut..
*
Kisah itu tentang seorang fisikawan yang memutuskan untuk menjadi biksu.
Seperti yang kita ketahui, tidak ada biksu yang kaya... mereka terbiasa
hidup apa adanya..(padahal kalau saja dia mau melanjutkan hidup sebagai
fisikawan pastilah dia sudah kaya raya sekarang...)
Pada suatu ketika para biksu tersebut ingin membangun sebuah wihara
untuk mereka beribadah. Akan tetapi setelah mereka sanggup membeli tanah
untuk wihara, mereka jatuh bangkrut. Mereka terjerat hutang. Tidak ada
bangunan diatas tanah itu, bahkan sebuah gubuk pun tidak ada. Pada
minggu – minggu pertama, mereka tidur diatas pintu – pintu tua yang
mereka beli murah dari pasar loak. Mereka mengganjal pintu – pintu itu
dengan batu bata disetiap sudut untuk meninggikannya dari tanah (tidak
ada matras – tentu saja, mereka adalah petapa hutan).
Mereka hanyalah biksu – biksu miskin yang memerlukan sebuah bangunan.
Mereka tidak mampu membayar tukang (bahan – bahan bangunan saja sudah
cukup mahal). Jadi fisikawan tersebut harus belajar cara bertukang :
bagaimana menyiapkan pondasi, menyemen, dan memasang batu bata,
mendirikan atap, memasang pipa – pipa (pokoknya semuanya...). Dia adalah
seorang mantan fisikawan dan guru SMA sebelum menjadi biksu, tidak
terbiasa bekerja kasar. Setelah beberapa tahun dia menjadi cukup
terampil bertukang. Tetapi pada saat memulai, ternyata bertukang itu
sangatlah sulit.
Kelihatannya gampang, membuat tembok dengan batu bata : tinggal tuangkan
seonggok semen, sedikit ketok sana, sedikit ketok sini. Ketika dia mulai
memasang batu bata, dia ketok satu sisi untuk meratakannya, tapi sisi
lainnya malah jadi naik. Lalu dia ratakan sisi yang naik itu, batu
batanya jadi melenceng. Setelah diratakan kembali, sisi yang pertama
malah terangkat lagi !!!!
Sebagai seorang biksu, dia memiliki kesabaran dan waktu sebanyak yang
dia butuhkan. Dia pastikan setiap batu bata terpasang dengan sempurna,
tak peduli berapa lama jadinya. Akhirnya dia berhasil menyelesaikan
tembok batu batanya yang pertama dan berdiri dibaliknya untuk mengagumi
hasil karyanya. Saat itulah dia melihatnya... Oh tidak... dia telah
keliru menyusun dua buah batu bata. Semua batu bata yang lain sudah
lurus, tetapi dua batu bata tersebut tampak miring. Mereka terlihat
jelek sekali. Mereka merusak keseluruhan tembok. Mereka meruntuhkannya...
Saat itu semen sudah terlanjur keras untuk mencabut dua batu bata itu,
jadi biksu itu bertanya kepada kepala wihara apakah dia boleh membongkar
tembok itu dan membangun kembali tembok yang baru, atau kalau perlu,
meledakkannya sekalian. Biksu itu telah berbuat kesalahan dan dia
menjadi gundah gulana. Kepala wihara bilang tidak perlu, biarkan saja
temboknya seperti itu.
Ketika biksu tersebut membawa tamu pertamanya berkunjung mengelilingi
wihara yang baru setengah jadi, dia selalu menghindarkan membawa mereka
melewati tembok batu bata yang dia buat. Biksu itu tidak suka jika ada
orang yang melihatnya. Lalu suatu hari, kira – kira 3 – 4 bulan setelah
dia membangun tembok itu, biksu tersebut berjalan dengan seorang
pengunjung dan dia melihatnya.....
"Itu tembok yang indah," pengunjung itu berkomentar dengan santainya.
"Pak," biksu itu menjawab dengan terkejut, "apakah kacamata Anda
tertinggal di mobil? Apakah penglihatan anda sedang terganggu? Tidakkah
anda melihat dua batu bata jelek yang merusak keseluruhan tembok itu?"
Apa yang pengunjung itu ucapkan selanjutnya telah mengubah keseluruhan
pandangan biksu tersebut terhadap tembok itu, berkenaan dengan diri dia
sendiri dan banyak aspek lainnya dalam kehidupan. Dia berkata, "Ya, saya
bisa melihat dua bata jelek itu, namun saya juga melihat 998 batu bata
yang bagus."
Biksu itu tertegun. Untuk pertama kalinya dalam lebih dari tiga bulan,
dia mampu melihat batu bata - batu bata lainnya selain dua bata jelek
itu. Di atas, dibawah, di kiri, dan di kanan dari dua bata jelek itu
adalah batu bata – batu bata yang bagus, batu bata yang sempurna. Lebih
dari itu, jumlah bata yang terpasang sempurna, jauh lebih banyak
daripada dua bata jelek itu. Selama ini mata biksu itu hanya terpusat
pada dua kesalahan yang telah dia perbuat.... dia terbutakan oleh hal -
hal lainnya. Itulah sebabnya biksu tersebut tidak tahan melihat tembok
itu, atau tidak rela membiarkan orang lain melihatnya juga. Itulah
sebabnya dia ingin menghancurkannya. Sekarang dia dapat melihat batu
bata – batu bata yang bagus, tembok itu jadi tampak tidak terlalu buruk
lagi. Tembok itu menjadi, seperti yang dikatakan pengunjung tadi, "
Sebuah tembok yang indah."
Tembok itu masih tetap berdiri sampai hari ini, setelah puluhan tahun,
namun biksu itu sudah lupa dimana letak persisnya dua bata jelek itu
berada. Dia benar – benar tidak dapat melihat kesalahan itu lagi.
*
Berapa banyak orang yang memutuskan hubungan atau bercerai karena semua
yang mereka lihat dari diri pasangannya adalah "dua bata jelek?" Berapa
banyak diantara kita yang menjadi depresi atau bahkan ingin bunuh diri,
karena semua yang kita lihat dalam diri kita hanyalah "dua bata jelek?"
Pada kenyataannya, ada banyak, jauh lebih banyak batu bata yang bagus
(diatas, dibawah, dikiri, dan dikanan dari yang jelek....) namun pada
saat itu kita tidak mampu melihatnya. Malahan setiap kali kita
melihatnya, mata kita hanya terfokus pada kesalahan yang kita perbuat.
Semua yang kita lihat adalah kesalahan, dan kita mengira yang ada
hanyalah kekeliruan semata, karena itu kita ingin menghancurkannya. Dan
terkadang, sayangnya, kita benar – benar menghancurkan "sebuah tembok
yang indah".
Kita semua memiliki "dua buah bata jelek", namun batu bata yang baik
didalam diri kita masing – masing jauh lebih banyak daripada bata yang
jelek. Begitu kita melihat batu bata yang baik, semua akan tampak tidak
terlalu buruk lagi. Bukan hanya kita bisa berdamai dengan diri sendiri,
termasuk dengan kesalahan – kesalahan kita namun juga bisa menkmati
hidup bersama pasangan kita....
Saya juga mempunyai beberapa kawan yang berprofesi sebagai tukang
bangunan. Mereka memberi tahu saya tentang rahasia profesi mereka :
" Kami para tukang bangunan selalu membuat kesalahan," katanya, "tetapi
kami bilang kepada pelanggan kami bahwa itu adalah "ciri unik" yang
tiada duanya di rumah – rumah yang lain. Lalu kami menagih biaya extra
untuk "ciri unik" tersebut !!!"
Jadi, "ciri unik" di rumah anda, bisa jadi, awalnya adalah sebuah
kesalahan. Dengan cara yang sama, apa yang anda kira sebagai kesalahan
pada diri anda, rekan anda, pasangan anda, atau hidup pada umumnya,
dapat menjadi sebuah "ciri unik", yang memperkaya hidup anda di dunia
ini, ketika anda tidak lagi terfokus padanya....
kawan yang baru menikah 1 tahun… mereka adalah pasangan yang sudah cukup
lama menjalin hubungan sebelum memutuskan untuk menikah...(maklum..
mereka sudah pacaran mulai kuliah..). Akan tetapi pada saat itu kawan
tersebut bercerita bahwa dia mengalami masalah rumah tangga yang cukup
berat, bahkan dia berencana untuk menceraikan istri yang baru dinikahi
tersebut...
Kemudian saya meminta dia untuk menceritakan apa "masalah berat" yang
mengancam rumah tangganya tersebut. Ternyata yang menjadi masalah adalah
cuma karena salah pengertian saja... sang istri belum memahami apa
kemauan dari sang suami...
Saya lalu teringat sebuah kisah yang pernah saya baca beberapa tahun
yang lalu dan mungkin bisa bermanfaat bagi kawan tersebut..
*
Kisah itu tentang seorang fisikawan yang memutuskan untuk menjadi biksu.
Seperti yang kita ketahui, tidak ada biksu yang kaya... mereka terbiasa
hidup apa adanya..(padahal kalau saja dia mau melanjutkan hidup sebagai
fisikawan pastilah dia sudah kaya raya sekarang...)
Pada suatu ketika para biksu tersebut ingin membangun sebuah wihara
untuk mereka beribadah. Akan tetapi setelah mereka sanggup membeli tanah
untuk wihara, mereka jatuh bangkrut. Mereka terjerat hutang. Tidak ada
bangunan diatas tanah itu, bahkan sebuah gubuk pun tidak ada. Pada
minggu – minggu pertama, mereka tidur diatas pintu – pintu tua yang
mereka beli murah dari pasar loak. Mereka mengganjal pintu – pintu itu
dengan batu bata disetiap sudut untuk meninggikannya dari tanah (tidak
ada matras – tentu saja, mereka adalah petapa hutan).
Mereka hanyalah biksu – biksu miskin yang memerlukan sebuah bangunan.
Mereka tidak mampu membayar tukang (bahan – bahan bangunan saja sudah
cukup mahal). Jadi fisikawan tersebut harus belajar cara bertukang :
bagaimana menyiapkan pondasi, menyemen, dan memasang batu bata,
mendirikan atap, memasang pipa – pipa (pokoknya semuanya...). Dia adalah
seorang mantan fisikawan dan guru SMA sebelum menjadi biksu, tidak
terbiasa bekerja kasar. Setelah beberapa tahun dia menjadi cukup
terampil bertukang. Tetapi pada saat memulai, ternyata bertukang itu
sangatlah sulit.
Kelihatannya gampang, membuat tembok dengan batu bata : tinggal tuangkan
seonggok semen, sedikit ketok sana, sedikit ketok sini. Ketika dia mulai
memasang batu bata, dia ketok satu sisi untuk meratakannya, tapi sisi
lainnya malah jadi naik. Lalu dia ratakan sisi yang naik itu, batu
batanya jadi melenceng. Setelah diratakan kembali, sisi yang pertama
malah terangkat lagi !!!!
Sebagai seorang biksu, dia memiliki kesabaran dan waktu sebanyak yang
dia butuhkan. Dia pastikan setiap batu bata terpasang dengan sempurna,
tak peduli berapa lama jadinya. Akhirnya dia berhasil menyelesaikan
tembok batu batanya yang pertama dan berdiri dibaliknya untuk mengagumi
hasil karyanya. Saat itulah dia melihatnya... Oh tidak... dia telah
keliru menyusun dua buah batu bata. Semua batu bata yang lain sudah
lurus, tetapi dua batu bata tersebut tampak miring. Mereka terlihat
jelek sekali. Mereka merusak keseluruhan tembok. Mereka meruntuhkannya...
Saat itu semen sudah terlanjur keras untuk mencabut dua batu bata itu,
jadi biksu itu bertanya kepada kepala wihara apakah dia boleh membongkar
tembok itu dan membangun kembali tembok yang baru, atau kalau perlu,
meledakkannya sekalian. Biksu itu telah berbuat kesalahan dan dia
menjadi gundah gulana. Kepala wihara bilang tidak perlu, biarkan saja
temboknya seperti itu.
Ketika biksu tersebut membawa tamu pertamanya berkunjung mengelilingi
wihara yang baru setengah jadi, dia selalu menghindarkan membawa mereka
melewati tembok batu bata yang dia buat. Biksu itu tidak suka jika ada
orang yang melihatnya. Lalu suatu hari, kira – kira 3 – 4 bulan setelah
dia membangun tembok itu, biksu tersebut berjalan dengan seorang
pengunjung dan dia melihatnya.....
"Itu tembok yang indah," pengunjung itu berkomentar dengan santainya.
"Pak," biksu itu menjawab dengan terkejut, "apakah kacamata Anda
tertinggal di mobil? Apakah penglihatan anda sedang terganggu? Tidakkah
anda melihat dua batu bata jelek yang merusak keseluruhan tembok itu?"
Apa yang pengunjung itu ucapkan selanjutnya telah mengubah keseluruhan
pandangan biksu tersebut terhadap tembok itu, berkenaan dengan diri dia
sendiri dan banyak aspek lainnya dalam kehidupan. Dia berkata, "Ya, saya
bisa melihat dua bata jelek itu, namun saya juga melihat 998 batu bata
yang bagus."
Biksu itu tertegun. Untuk pertama kalinya dalam lebih dari tiga bulan,
dia mampu melihat batu bata - batu bata lainnya selain dua bata jelek
itu. Di atas, dibawah, di kiri, dan di kanan dari dua bata jelek itu
adalah batu bata – batu bata yang bagus, batu bata yang sempurna. Lebih
dari itu, jumlah bata yang terpasang sempurna, jauh lebih banyak
daripada dua bata jelek itu. Selama ini mata biksu itu hanya terpusat
pada dua kesalahan yang telah dia perbuat.... dia terbutakan oleh hal -
hal lainnya. Itulah sebabnya biksu tersebut tidak tahan melihat tembok
itu, atau tidak rela membiarkan orang lain melihatnya juga. Itulah
sebabnya dia ingin menghancurkannya. Sekarang dia dapat melihat batu
bata – batu bata yang bagus, tembok itu jadi tampak tidak terlalu buruk
lagi. Tembok itu menjadi, seperti yang dikatakan pengunjung tadi, "
Sebuah tembok yang indah."
Tembok itu masih tetap berdiri sampai hari ini, setelah puluhan tahun,
namun biksu itu sudah lupa dimana letak persisnya dua bata jelek itu
berada. Dia benar – benar tidak dapat melihat kesalahan itu lagi.
*
Berapa banyak orang yang memutuskan hubungan atau bercerai karena semua
yang mereka lihat dari diri pasangannya adalah "dua bata jelek?" Berapa
banyak diantara kita yang menjadi depresi atau bahkan ingin bunuh diri,
karena semua yang kita lihat dalam diri kita hanyalah "dua bata jelek?"
Pada kenyataannya, ada banyak, jauh lebih banyak batu bata yang bagus
(diatas, dibawah, dikiri, dan dikanan dari yang jelek....) namun pada
saat itu kita tidak mampu melihatnya. Malahan setiap kali kita
melihatnya, mata kita hanya terfokus pada kesalahan yang kita perbuat.
Semua yang kita lihat adalah kesalahan, dan kita mengira yang ada
hanyalah kekeliruan semata, karena itu kita ingin menghancurkannya. Dan
terkadang, sayangnya, kita benar – benar menghancurkan "sebuah tembok
yang indah".
Kita semua memiliki "dua buah bata jelek", namun batu bata yang baik
didalam diri kita masing – masing jauh lebih banyak daripada bata yang
jelek. Begitu kita melihat batu bata yang baik, semua akan tampak tidak
terlalu buruk lagi. Bukan hanya kita bisa berdamai dengan diri sendiri,
termasuk dengan kesalahan – kesalahan kita namun juga bisa menkmati
hidup bersama pasangan kita....
Saya juga mempunyai beberapa kawan yang berprofesi sebagai tukang
bangunan. Mereka memberi tahu saya tentang rahasia profesi mereka :
" Kami para tukang bangunan selalu membuat kesalahan," katanya, "tetapi
kami bilang kepada pelanggan kami bahwa itu adalah "ciri unik" yang
tiada duanya di rumah – rumah yang lain. Lalu kami menagih biaya extra
untuk "ciri unik" tersebut !!!"
Jadi, "ciri unik" di rumah anda, bisa jadi, awalnya adalah sebuah
kesalahan. Dengan cara yang sama, apa yang anda kira sebagai kesalahan
pada diri anda, rekan anda, pasangan anda, atau hidup pada umumnya,
dapat menjadi sebuah "ciri unik", yang memperkaya hidup anda di dunia
ini, ketika anda tidak lagi terfokus padanya....
Labels:
Renungan
Friday, May 7, 2010
Tamu Kita bernama kesempatan
Small opportunities are often the beginning of great enterprises. Kesempatan itu ibarat sebuah pintu atau sebuah ujung gang yang memiliki jalan-jalan yang panjang. Jalan di balik pintu itu begitu hebat, yang makin lama makin membesar dan mulus, walau tampak di permulaannya hanya sebuah pintu sempit yang tidak menarik.
Di dalam pintu kesempatan, selalu tertulis “Dorong!” Maka jika anda mendorongnya dan masuk, maka anda akan melihat keindahan dan kenikmatan di dalam menelusuri jalan-jalan di balik pintu kesempatan.
Untuk bisa meraih kesempatan anda harus menjadi orang yang optimis. Ini adalah syarat mutlak. Orang yang pesimis tidak akan pernah mendapat kesempatan. Kesempatan hanya bisa dilihat oleh orang-orang yang memiliki keberanian dan optimisme.
Orang pesimis selalu melihat kesulitan-kesulitan setiap ada kesempatan, sedang orang optimis, mampu melihat kesempatan dalam setiap kesulitan yang mereka temui. Orang pesimis akan selalu berfikir tentang keamanan mereka, bagaimana nanti kalau terjadi sesuatu. Sepertinya orang yang pesimis lebih takut menghadapi kehidupan ini dari pada sebuah kematian.
Apakah anda termasuk orang yang pesimis? Sekarang saatnya anda bangun mental anda untuk menjadi orang yang optimis dan percaya diri. Tidak ada yang perlu ditakuti, kecuali ketakutan itu sendiri.
Sekarang saatnya anda membuang bayang-bayang seram yang bersarang di kepala anda. Ganti dengan gambaran indah tentang kesuksesan. Penuhi diri anda dengan optimisme, sehingga anda bisa melihat datangnya tamu yang bernama “Kesempatan.”
Anda mulai bisa menyapa dengan ramah, berjabat tangan dan memeluknya dengan penuh gairah. Kesempatan sering kali datang dan pergi tanpa kita bisa melihatnya. Kesempatan sering kali datang dan pergi tanpa kita mengambilnya. Optimisme anda akan membantu melihat kesempatan-kesempatan yang ada.
Mulailah bersikap optimis, berfikir positif dan berani mengambil resiko. Orang tidak akan menemukan daratan baru tanpa meninggalkan pantai yang ada. Anda akan tetap seperti sekarang, jika tidak berani untuk berubah.
“Twenty years from now you will be more disappointed by the things that you didn't do than by the ones you did do. So throw off the bowlines. Sail away from the safe harbor. Catch the trade winds in your sails. Explore. Dream. Discover.”—Mark Twain
Dikutip dari Buku TIME TO CHANGE Hari Subagya
Di dalam pintu kesempatan, selalu tertulis “Dorong!” Maka jika anda mendorongnya dan masuk, maka anda akan melihat keindahan dan kenikmatan di dalam menelusuri jalan-jalan di balik pintu kesempatan.
Untuk bisa meraih kesempatan anda harus menjadi orang yang optimis. Ini adalah syarat mutlak. Orang yang pesimis tidak akan pernah mendapat kesempatan. Kesempatan hanya bisa dilihat oleh orang-orang yang memiliki keberanian dan optimisme.
Orang pesimis selalu melihat kesulitan-kesulitan setiap ada kesempatan, sedang orang optimis, mampu melihat kesempatan dalam setiap kesulitan yang mereka temui. Orang pesimis akan selalu berfikir tentang keamanan mereka, bagaimana nanti kalau terjadi sesuatu. Sepertinya orang yang pesimis lebih takut menghadapi kehidupan ini dari pada sebuah kematian.
Apakah anda termasuk orang yang pesimis? Sekarang saatnya anda bangun mental anda untuk menjadi orang yang optimis dan percaya diri. Tidak ada yang perlu ditakuti, kecuali ketakutan itu sendiri.
Sekarang saatnya anda membuang bayang-bayang seram yang bersarang di kepala anda. Ganti dengan gambaran indah tentang kesuksesan. Penuhi diri anda dengan optimisme, sehingga anda bisa melihat datangnya tamu yang bernama “Kesempatan.”
Anda mulai bisa menyapa dengan ramah, berjabat tangan dan memeluknya dengan penuh gairah. Kesempatan sering kali datang dan pergi tanpa kita bisa melihatnya. Kesempatan sering kali datang dan pergi tanpa kita mengambilnya. Optimisme anda akan membantu melihat kesempatan-kesempatan yang ada.
Mulailah bersikap optimis, berfikir positif dan berani mengambil resiko. Orang tidak akan menemukan daratan baru tanpa meninggalkan pantai yang ada. Anda akan tetap seperti sekarang, jika tidak berani untuk berubah.
“Twenty years from now you will be more disappointed by the things that you didn't do than by the ones you did do. So throw off the bowlines. Sail away from the safe harbor. Catch the trade winds in your sails. Explore. Dream. Discover.”—Mark Twain
Dikutip dari Buku TIME TO CHANGE Hari Subagya
Labels:
Renungan
Syarat Orang Bahagia
Kebahagiaan adalah dambaan setiap orang. Namun demikian, tak setiap orang bisa memperoleh kebahagiaan karena mereka tidak mengikuti prosedurnya. Kebahagiaan memiliki prosedur (aturan) yang jelas yang harus diperhatikan dan dilaksanakan oleh setiap orang yang menginginkannya, baik ia adalah orang kaya atau orang miskin, anak muda atau orang tua, orang sehat atau sakit, atau apakah ia keturunan ningrat (bangsawan) atau umum (rakyat biasa), dll.
Kebahagiaan tak dipengaruhi oleh status kekayaan, usia, keadaan fisik, atau silsilah keturunan, dll. Semua itu hanyalah sebagai faktor penunjang (pembantu), dan bukan sebagai faktor utama yang menentukan hakikat kebahagiaan itu sendiri! Contohnya, betapa banyaknya orang kaya yang masih mengalami penderitaan seperti over dosis, bunuh diri, depresi, stress, dll?! Kemudian, betapa banyak pula anak-anak muda yang sehat juga dilanda penderitaan (gejolak perasaan yang labil/kacau) seperti dalam kasus-kasus pergaulan bebas mereka?!
Harta kekayaan hanya bisa membeli segala hal yang bisa diukur dengan materi, sementara kebahagiaan adalah sesuatu yang abstrak dan tak ternilai harganya, karena ia merupakan bagian dari kepuasan kejiwaan yang tak nampak secara kasat mata dan tak dijual di pasaran bebas. Sementara itu, usia muda dan keadaan fisik yang sehat juga hanya mampu memanajemen (mengatur) tindakan-tindakan yang melingkupi jangkauannya saja, yakni masalah aktivitas-aktivitas fisik, bukan masalah kejiwaan (rohaniah) kecuali jika difokuskan pada masalah ibadah.
Definisi yang sesungguhnya tentang kebahagiaan:
Kebahagiaan adalah suatu keadaan (sifat) dimana seseorang merasakan kepuasan batin (kejiwaan) tanpa harus mengalami kegelisahan karena harus menanggung resiko (keburukan) pada akhirnya nanti.
Itulah definisi kebahagiaan yang sesungguhnya. Jadi, seorang yang kaya dengan cara korupsi tidak bisa disebut dengan orang yang bahagia meskipun ia kaya. Mengapa? Tentu saja, karena ia masih harus menanggung resiko (takdir buruk: di dunia atau di akhirat) dari tindakan korupsinya itu (kecuali jika ia bertaubat)! Begitu juga tentang orang yang merokok, dimana pada saat seorang perokok tersebut melakukan aktivitas merokok dan ia merasakan kenikmatan yang luar biasa dari tindakannya itu, namun ia masih belum bisa dikatakan sebagai orang yang bahagia (karena bisa menghisap rokok), hal ini disebabkan karena ia masih harus menanggung resiko (dampak buruk) dari rokok tersebut (kecuali jika ia berhenti merokok dan berobat). Karena rokok mengandung racun mematikan yang telah dianalisa dan dibuktikan secara klinis, dan ą50% di antara perokok meninggal dunia dalam usia muda (kurang dari 40th).
Okay, kita masuk ke point utama dalam artikel ini, yakni tentang syarat-syarat orang bahagia. Artikel ini berdasarkan pengalaman saya pribadi saat mendengar suatu ceramah dari KH. Zainuddin MZ. sekitar 10th yang lalu melalui sebuah siaran radio Surabaya. Namun, saya lupa apakah ini merupakan hadits atau perkataan ulama. Tapi, masalah implementasinya (praktek uji coba kebenarannya) sudah pernah saya buktikan sendiri, meskipun saya sendiri masih juga belum bahagia karena tidak bisa konsisten (tetap teguh) dalam pemenuhan syarat-syaratnya.
Tapi, tidak ada salahnya bukan, jika saya bagi-bagi pengetahuan dengan Anda. Karena saya lebih suka melihat orang bahagia daripada orang yang sedih.
1.Punya Rumah yang Luas
Artinya: punya hati yang luas (sabar). Kesabaran ada dua macam. Pertama, kesabaran dalam melaksanakan perintah agama (ibadah), dan kesabaran dalam menanggung suatu ujian/cobaan hidup. Sehingga dengan demikian, apapun permasalahan hidup Anda jika Anda bisa bersabar, maka semua itu sama sekali bukan masalah. Dan Anda akan bahagia
2.Punya Lampu yang Terang
Artinya: punya amal ibadah yang banyak. Ibadah berfungsi sebagai nutrisi utama bagi jiwa. Ia berfungsi sebagai pelebur dosa-dosa dalam diri seseorang. Ia juga berfungsi mengatasi kegelisahan perasaan dan pikiran, penghilang stress, dan menghapus sifat-sifat buruk (egois, kebodohan, sifat rakus, sombong, dll). Ia juga bisa memberikan motivasi yang besar kepada seseorang untuk menjalani kehidupan dengan cara sebaik-baiknya. Sehingga, jika ibadah seseorang itu sangat sedikit (terutama karena tidak mengamalkan rukun Islam seperti shalat, puasa, zakat, dll), maka ketahuilah bahwa sebenarnya jiwa orang tersebut telah kering, dan ia bahkan tidak akan bisa bersabar terhadap permasalahan-permasalahan yang kecil sekalipun. Mengapa demikian? Karena jiwa orang tersebut sedang kelaparan, sementara untuk bersabar memerlukan kekuatan jiwa yang besar. Kemudian, ibadah yang wajib yakni yang tercantum dalam rukun Islam- sebenarnya sudah cukup mampu untuk memberikan kebahagiaan terhadap seseorang, karena dia akan mendukung dan memberikan kekuatan dalam menghadapi permasalahan kehidupan ini. Dia juga bisa memberikan ketenangan dalam situasi apapun.
3.Punya Kendaraan yang Cepat
Artinya: punya teman yang baik. Teman yang baik adalah teman yang tidak hanya setia ketika Anda sedang dalam keadaan suka-cita, tapi ia juga menemani Anda dalam keadaan duka-cita. Teman yang baik juga merupakan teman yang bisa dipercaya, jujur, dan selalu memberikan nasihat yang positif ketika Anda berada dalam suatu permasalahan. Sebab itu, perhatikanlah dengan siapa Anda berteman. Dan berhati-hatilah dengan teman Anda yang memiliki watak yang buruk, karena setiap keburukan itu selalu memiliki awal, dan kebaikan juga demikian. Teman yang baik bisa mendatangkan kebaikan bagi Anda, dan teman yang buruk bisa saja mendatangkan keburukan bagi Anda.
4.Punya Isteri yang Baik
Artinya: sudah sangat jelas. Yakni, seseorang harus punya isteri yang baik (baca: shaleh). Isteri yang shaleh akan selalu taat pada suami, tidak selingkuh, dan selalu menjaga perasaan suami. Dia mengerti akan hak-hak suami dengan baik. Ia juga sangat pandai dalam menghibur hati suami ketika sedang bersedih.
Syarat no.4 ini merupakan syarat bagi mereka yang laki-laki. Sedang bagi wanita, maka syaratnya adalah kebalikannya, yakni dia harus punya suami yang baik. Suami yang baik adalah suami yang mengerti tentang kewajiban-kewajibannya sebagai suami, serta memahami seberapa besar tanggung jawabnya dalam mengatur, menjaga dan merawat keadaan rumah tangganya.
Jadi, pilih-pilihlah terlebih dulu kalau ingin menikah dengan seseorang. Lihat karakteristik (watak)nya, jangan cover (penampilan luar)nya, agar Anda tidak menyesal di kemudian hari. Pernikahan adalah suatu pengambilan keputusan yang sangat serius dan memberikan pengaruh yang besar terhadap masa depan seseorang.
Okay, itulah tentang syarat-syarat orang bahagia.
Selamat berbahagia. Salam sejahtera, dan nikmatilah hidup Anda.
Kebahagiaan tak dipengaruhi oleh status kekayaan, usia, keadaan fisik, atau silsilah keturunan, dll. Semua itu hanyalah sebagai faktor penunjang (pembantu), dan bukan sebagai faktor utama yang menentukan hakikat kebahagiaan itu sendiri! Contohnya, betapa banyaknya orang kaya yang masih mengalami penderitaan seperti over dosis, bunuh diri, depresi, stress, dll?! Kemudian, betapa banyak pula anak-anak muda yang sehat juga dilanda penderitaan (gejolak perasaan yang labil/kacau) seperti dalam kasus-kasus pergaulan bebas mereka?!
Harta kekayaan hanya bisa membeli segala hal yang bisa diukur dengan materi, sementara kebahagiaan adalah sesuatu yang abstrak dan tak ternilai harganya, karena ia merupakan bagian dari kepuasan kejiwaan yang tak nampak secara kasat mata dan tak dijual di pasaran bebas. Sementara itu, usia muda dan keadaan fisik yang sehat juga hanya mampu memanajemen (mengatur) tindakan-tindakan yang melingkupi jangkauannya saja, yakni masalah aktivitas-aktivitas fisik, bukan masalah kejiwaan (rohaniah) kecuali jika difokuskan pada masalah ibadah.
Definisi yang sesungguhnya tentang kebahagiaan:
Kebahagiaan adalah suatu keadaan (sifat) dimana seseorang merasakan kepuasan batin (kejiwaan) tanpa harus mengalami kegelisahan karena harus menanggung resiko (keburukan) pada akhirnya nanti.
Itulah definisi kebahagiaan yang sesungguhnya. Jadi, seorang yang kaya dengan cara korupsi tidak bisa disebut dengan orang yang bahagia meskipun ia kaya. Mengapa? Tentu saja, karena ia masih harus menanggung resiko (takdir buruk: di dunia atau di akhirat) dari tindakan korupsinya itu (kecuali jika ia bertaubat)! Begitu juga tentang orang yang merokok, dimana pada saat seorang perokok tersebut melakukan aktivitas merokok dan ia merasakan kenikmatan yang luar biasa dari tindakannya itu, namun ia masih belum bisa dikatakan sebagai orang yang bahagia (karena bisa menghisap rokok), hal ini disebabkan karena ia masih harus menanggung resiko (dampak buruk) dari rokok tersebut (kecuali jika ia berhenti merokok dan berobat). Karena rokok mengandung racun mematikan yang telah dianalisa dan dibuktikan secara klinis, dan ą50% di antara perokok meninggal dunia dalam usia muda (kurang dari 40th).
Okay, kita masuk ke point utama dalam artikel ini, yakni tentang syarat-syarat orang bahagia. Artikel ini berdasarkan pengalaman saya pribadi saat mendengar suatu ceramah dari KH. Zainuddin MZ. sekitar 10th yang lalu melalui sebuah siaran radio Surabaya. Namun, saya lupa apakah ini merupakan hadits atau perkataan ulama. Tapi, masalah implementasinya (praktek uji coba kebenarannya) sudah pernah saya buktikan sendiri, meskipun saya sendiri masih juga belum bahagia karena tidak bisa konsisten (tetap teguh) dalam pemenuhan syarat-syaratnya.
Tapi, tidak ada salahnya bukan, jika saya bagi-bagi pengetahuan dengan Anda. Karena saya lebih suka melihat orang bahagia daripada orang yang sedih.
1.Punya Rumah yang Luas
Artinya: punya hati yang luas (sabar). Kesabaran ada dua macam. Pertama, kesabaran dalam melaksanakan perintah agama (ibadah), dan kesabaran dalam menanggung suatu ujian/cobaan hidup. Sehingga dengan demikian, apapun permasalahan hidup Anda jika Anda bisa bersabar, maka semua itu sama sekali bukan masalah. Dan Anda akan bahagia
2.Punya Lampu yang Terang
Artinya: punya amal ibadah yang banyak. Ibadah berfungsi sebagai nutrisi utama bagi jiwa. Ia berfungsi sebagai pelebur dosa-dosa dalam diri seseorang. Ia juga berfungsi mengatasi kegelisahan perasaan dan pikiran, penghilang stress, dan menghapus sifat-sifat buruk (egois, kebodohan, sifat rakus, sombong, dll). Ia juga bisa memberikan motivasi yang besar kepada seseorang untuk menjalani kehidupan dengan cara sebaik-baiknya. Sehingga, jika ibadah seseorang itu sangat sedikit (terutama karena tidak mengamalkan rukun Islam seperti shalat, puasa, zakat, dll), maka ketahuilah bahwa sebenarnya jiwa orang tersebut telah kering, dan ia bahkan tidak akan bisa bersabar terhadap permasalahan-permasalahan yang kecil sekalipun. Mengapa demikian? Karena jiwa orang tersebut sedang kelaparan, sementara untuk bersabar memerlukan kekuatan jiwa yang besar. Kemudian, ibadah yang wajib yakni yang tercantum dalam rukun Islam- sebenarnya sudah cukup mampu untuk memberikan kebahagiaan terhadap seseorang, karena dia akan mendukung dan memberikan kekuatan dalam menghadapi permasalahan kehidupan ini. Dia juga bisa memberikan ketenangan dalam situasi apapun.
3.Punya Kendaraan yang Cepat
Artinya: punya teman yang baik. Teman yang baik adalah teman yang tidak hanya setia ketika Anda sedang dalam keadaan suka-cita, tapi ia juga menemani Anda dalam keadaan duka-cita. Teman yang baik juga merupakan teman yang bisa dipercaya, jujur, dan selalu memberikan nasihat yang positif ketika Anda berada dalam suatu permasalahan. Sebab itu, perhatikanlah dengan siapa Anda berteman. Dan berhati-hatilah dengan teman Anda yang memiliki watak yang buruk, karena setiap keburukan itu selalu memiliki awal, dan kebaikan juga demikian. Teman yang baik bisa mendatangkan kebaikan bagi Anda, dan teman yang buruk bisa saja mendatangkan keburukan bagi Anda.
4.Punya Isteri yang Baik
Artinya: sudah sangat jelas. Yakni, seseorang harus punya isteri yang baik (baca: shaleh). Isteri yang shaleh akan selalu taat pada suami, tidak selingkuh, dan selalu menjaga perasaan suami. Dia mengerti akan hak-hak suami dengan baik. Ia juga sangat pandai dalam menghibur hati suami ketika sedang bersedih.
Syarat no.4 ini merupakan syarat bagi mereka yang laki-laki. Sedang bagi wanita, maka syaratnya adalah kebalikannya, yakni dia harus punya suami yang baik. Suami yang baik adalah suami yang mengerti tentang kewajiban-kewajibannya sebagai suami, serta memahami seberapa besar tanggung jawabnya dalam mengatur, menjaga dan merawat keadaan rumah tangganya.
Jadi, pilih-pilihlah terlebih dulu kalau ingin menikah dengan seseorang. Lihat karakteristik (watak)nya, jangan cover (penampilan luar)nya, agar Anda tidak menyesal di kemudian hari. Pernikahan adalah suatu pengambilan keputusan yang sangat serius dan memberikan pengaruh yang besar terhadap masa depan seseorang.
Okay, itulah tentang syarat-syarat orang bahagia.
Selamat berbahagia. Salam sejahtera, dan nikmatilah hidup Anda.
Labels:
Renungan
Kehidupan Sang Elang
Elang merupakan jenis unggas yg mempunyai umur paling panjang di dunia.
Umurnya dapat mencapai 70 th,
tapi u/ mencapai umur sepanjang itu seekor elang hrs membuat suatu keputusan yg sangat berat pada umurnya yg ke 40.
Ketika elang berumur 40 tahun,
cakarnya mulai menua,
paruhnya menjadi panjang & membengkok hingga hampir menyentuh dadanya.
Sayapnya mjd sgt berat karna bulunya tlah tumbuh lebat & tebal,
sehingga sangat menyulitkan waktu terbang.
Pada saat itu, elang hanya punya 2 pilihan:
Menunggu kematian ato Mengalami suatu proses transformasi yg sangat menyakitkan — suatu proses transformasi yg panjang selama 150 hari.
Untuk melakukan transformasi itu, elang harus berusaha keras terbang keatas puncak gunung u/ kemudian membuat sarang ditepi jurang,
berhenti & tinggal disana selama proses transformasi berlangsung.
Pertama-tama elang hrs mematukkan paruhnya pada batu karang sampai paruh tsb terlepas dari mulutnya,
lalu berdiam beberapa lama menunggu tumbuhnya paruh baru.
Dgn paruh yg baru tumbuh itu,
ia harus mencabut satu persatu cakar-cakarnya & ketika cakar yg baru sudah tumbuh,
ia akan mencabut bulu badannya
satu demi satu.
5 bulan kemudian bulu-bulu elang yg baru sudah tumbuh & mulai dpt terbang kembali.
Dgn paruh & cakar baru,
elang tsb mulai menjalani 30 th kehidupan barunya dgn penuh energi !!
PESAN MORAL,
Kita juga harus berani & mau membuang semua kebiasaan lama yg mengikat,
meski kebiasaan lama itu adalah sesuatu yg menyenangkan & melenakan.
Kita harus rela u/ meninggalkan perilaku lama kita agar kita dapat mulai terbang lagi menggapai tujuan yg lebih baik di masa depan.
Hanya bila kita bersedia melepaskan beban lama,
membuka diri u/ belajar hal-hal
yg baru,
kita baru mempunyai kesempatan u/ mengembangkan kemampuan
kita yg terpendam,
mengasah keahlian baru & menatap masa depan dgn penuh keyakinan.
Umurnya dapat mencapai 70 th,
tapi u/ mencapai umur sepanjang itu seekor elang hrs membuat suatu keputusan yg sangat berat pada umurnya yg ke 40.
Ketika elang berumur 40 tahun,
cakarnya mulai menua,
paruhnya menjadi panjang & membengkok hingga hampir menyentuh dadanya.
Sayapnya mjd sgt berat karna bulunya tlah tumbuh lebat & tebal,
sehingga sangat menyulitkan waktu terbang.
Pada saat itu, elang hanya punya 2 pilihan:
Menunggu kematian ato Mengalami suatu proses transformasi yg sangat menyakitkan — suatu proses transformasi yg panjang selama 150 hari.
Untuk melakukan transformasi itu, elang harus berusaha keras terbang keatas puncak gunung u/ kemudian membuat sarang ditepi jurang,
berhenti & tinggal disana selama proses transformasi berlangsung.
Pertama-tama elang hrs mematukkan paruhnya pada batu karang sampai paruh tsb terlepas dari mulutnya,
lalu berdiam beberapa lama menunggu tumbuhnya paruh baru.
Dgn paruh yg baru tumbuh itu,
ia harus mencabut satu persatu cakar-cakarnya & ketika cakar yg baru sudah tumbuh,
ia akan mencabut bulu badannya
satu demi satu.
5 bulan kemudian bulu-bulu elang yg baru sudah tumbuh & mulai dpt terbang kembali.
Dgn paruh & cakar baru,
elang tsb mulai menjalani 30 th kehidupan barunya dgn penuh energi !!
PESAN MORAL,
Kita juga harus berani & mau membuang semua kebiasaan lama yg mengikat,
meski kebiasaan lama itu adalah sesuatu yg menyenangkan & melenakan.
Kita harus rela u/ meninggalkan perilaku lama kita agar kita dapat mulai terbang lagi menggapai tujuan yg lebih baik di masa depan.
Hanya bila kita bersedia melepaskan beban lama,
membuka diri u/ belajar hal-hal
yg baru,
kita baru mempunyai kesempatan u/ mengembangkan kemampuan
kita yg terpendam,
mengasah keahlian baru & menatap masa depan dgn penuh keyakinan.
Labels:
Renungan
TOPLES MAYONES
Manakala hidupmu tampak susah untuk dijalani . manakala 24 jam sehari terasa masih kurang ... ingatlah akan toples mayones dan dua cangkir kopi.
* * * *
Seorang professor berdiri di depan kelas filsafat dan mempunyai beberapa barang di depan mejanya.
Saat kelas dimulai, tanpa mengucapkan sepatah kata, dia mengambil sebuah toples kosong mayones yang besar dan mulai mengisi dengan bola-bola golf.
Kemudian dia berkata pada para muridnya, apakah toples itu sudah penuh. Mereka menyetujuinya.
Kemudian dia mengambil sekotak batu koral dan menuangkannya ke dalam toples. Dia mengguncang dengan ringan. Batu-batu koral masuk, mengisi tempat yang kosong di antara bola-bola golf.
Kemudian dia bertanya pada para muridnya, apakah toples itu sudah penuh. Mereka setuju bahwa toples itu sudah penuh.
Selanjutnya profesor mengambil sekotak pasir dan menebarkan ke dalam toples ... Tentu saja pasir itu menutup segala sesuatunya. Profesor sekali lagi bertanya apakah toples sudah penuh ... Para murid dengan suara bulat berkata, "Yes" ...
Profesor kemudian menyeduh dua cangkir kopi dari bawah meja dan menuangkan isinya ke dalam toples, dan secara efektif mengisi ruangan kosong di antara pasir. Para murid tertawa ....
"Sekarang," kata profesor ketika suara tawa mereda, "Saya ingin kalian memahami bahwa toples ini mewakili kehidupanmu."
"Bola-bola golf adalah hal-hal yang penting - Tuhan, keluarga, anak-anak, kesehatan, teman dan para sahabat"
"Jika segala sesuatu hilang dan hanya tinggal mereka, maka hidupmu masih tetap penuh."
"Batu-batu koral adalah segala hal lain, seperti pekerjaanmu, rumah dan mobil."
"Pasir adalah hal-hal yang lainnya -- hal-hal yang sepele."
"Jika kalian pertama kali memasukkan pasir ke dalam toples," lanjut profesor, "Maka tidak akan tersisa ruangan untuk batu-batu koral ataupun untuk bola-bola golf. Hal yang sama akan terjadi dalam hidupmu."
"Jika kalian menghabiskan energi untuk hal-hal yang sepele, kalian tidak akan mempunyai ruang untuk hal-hal yang penting buat kalian."
"Jadi ..."
"Beri perhatian untuk hal-hal yang kritis untuk kebahagiaanmu."
"Bermainlah dengan anak-anakmu."
"Luangkan waktu untuk check up kesehatan."
"Ajak pasanganmu untuk keluar makan malam"
"Akan selalu ada waktu untuk membersihkan rumah dan memperbaiki perabotan."
"Berikan perhatian terlebih dahulu kepada bola-bola golf -- Hal-hal yang benar-benar penting. Atur prioritasmu. Baru yang terakhir, urus pasir-nya."
Salah satu murid mengangkat tangan dan bertanya, "Kopi mewakili apa?"
Profesor tersenyum
"Saya senang kamu bertanya."
"Itu untuk menunjukkan kepada kalian, sekalipun hidupmu tampak sudah begitu penuh, tetap selalu tersedia tempat untuk secangkir kopi bersama sahabat..."
* * * * *
Bagikanlah dengan "bola-bola golf" yang lain
Seperti yang telah saya lakukan .... "kata Profesor.
sumber : unknown
* * * *
Seorang professor berdiri di depan kelas filsafat dan mempunyai beberapa barang di depan mejanya.
Saat kelas dimulai, tanpa mengucapkan sepatah kata, dia mengambil sebuah toples kosong mayones yang besar dan mulai mengisi dengan bola-bola golf.
Kemudian dia berkata pada para muridnya, apakah toples itu sudah penuh. Mereka menyetujuinya.
Kemudian dia mengambil sekotak batu koral dan menuangkannya ke dalam toples. Dia mengguncang dengan ringan. Batu-batu koral masuk, mengisi tempat yang kosong di antara bola-bola golf.
Kemudian dia bertanya pada para muridnya, apakah toples itu sudah penuh. Mereka setuju bahwa toples itu sudah penuh.
Selanjutnya profesor mengambil sekotak pasir dan menebarkan ke dalam toples ... Tentu saja pasir itu menutup segala sesuatunya. Profesor sekali lagi bertanya apakah toples sudah penuh ... Para murid dengan suara bulat berkata, "Yes" ...
Profesor kemudian menyeduh dua cangkir kopi dari bawah meja dan menuangkan isinya ke dalam toples, dan secara efektif mengisi ruangan kosong di antara pasir. Para murid tertawa ....
"Sekarang," kata profesor ketika suara tawa mereda, "Saya ingin kalian memahami bahwa toples ini mewakili kehidupanmu."
"Bola-bola golf adalah hal-hal yang penting - Tuhan, keluarga, anak-anak, kesehatan, teman dan para sahabat"
"Jika segala sesuatu hilang dan hanya tinggal mereka, maka hidupmu masih tetap penuh."
"Batu-batu koral adalah segala hal lain, seperti pekerjaanmu, rumah dan mobil."
"Pasir adalah hal-hal yang lainnya -- hal-hal yang sepele."
"Jika kalian pertama kali memasukkan pasir ke dalam toples," lanjut profesor, "Maka tidak akan tersisa ruangan untuk batu-batu koral ataupun untuk bola-bola golf. Hal yang sama akan terjadi dalam hidupmu."
"Jika kalian menghabiskan energi untuk hal-hal yang sepele, kalian tidak akan mempunyai ruang untuk hal-hal yang penting buat kalian."
"Jadi ..."
"Beri perhatian untuk hal-hal yang kritis untuk kebahagiaanmu."
"Bermainlah dengan anak-anakmu."
"Luangkan waktu untuk check up kesehatan."
"Ajak pasanganmu untuk keluar makan malam"
"Akan selalu ada waktu untuk membersihkan rumah dan memperbaiki perabotan."
"Berikan perhatian terlebih dahulu kepada bola-bola golf -- Hal-hal yang benar-benar penting. Atur prioritasmu. Baru yang terakhir, urus pasir-nya."
Salah satu murid mengangkat tangan dan bertanya, "Kopi mewakili apa?"
Profesor tersenyum
"Saya senang kamu bertanya."
"Itu untuk menunjukkan kepada kalian, sekalipun hidupmu tampak sudah begitu penuh, tetap selalu tersedia tempat untuk secangkir kopi bersama sahabat..."
* * * * *
Bagikanlah dengan "bola-bola golf" yang lain
Seperti yang telah saya lakukan .... "kata Profesor.
sumber : unknown
Labels:
Renungan
Subscribe to:
Posts (Atom)