Kebahagiaan adalah dambaan setiap orang. Namun demikian, tak setiap orang bisa memperoleh kebahagiaan karena mereka tidak mengikuti prosedurnya. Kebahagiaan memiliki prosedur (aturan) yang jelas yang harus diperhatikan dan dilaksanakan oleh setiap orang yang menginginkannya, baik ia adalah orang kaya atau orang miskin, anak muda atau orang tua, orang sehat atau sakit, atau apakah ia keturunan ningrat (bangsawan) atau umum (rakyat biasa), dll.
Kebahagiaan tak dipengaruhi oleh status kekayaan, usia, keadaan fisik, atau silsilah keturunan, dll. Semua itu hanyalah sebagai faktor penunjang (pembantu), dan bukan sebagai faktor utama yang menentukan hakikat kebahagiaan itu sendiri! Contohnya, betapa banyaknya orang kaya yang masih mengalami penderitaan seperti over dosis, bunuh diri, depresi, stress, dll?! Kemudian, betapa banyak pula anak-anak muda yang sehat juga dilanda penderitaan (gejolak perasaan yang labil/kacau) seperti dalam kasus-kasus pergaulan bebas mereka?!
Harta kekayaan hanya bisa membeli segala hal yang bisa diukur dengan materi, sementara kebahagiaan adalah sesuatu yang abstrak dan tak ternilai harganya, karena ia merupakan bagian dari kepuasan kejiwaan yang tak nampak secara kasat mata dan tak dijual di pasaran bebas. Sementara itu, usia muda dan keadaan fisik yang sehat juga hanya mampu memanajemen (mengatur) tindakan-tindakan yang melingkupi jangkauannya saja, yakni masalah aktivitas-aktivitas fisik, bukan masalah kejiwaan (rohaniah) kecuali jika difokuskan pada masalah ibadah.
Definisi yang sesungguhnya tentang kebahagiaan:
Kebahagiaan adalah suatu keadaan (sifat) dimana seseorang merasakan kepuasan batin (kejiwaan) tanpa harus mengalami kegelisahan karena harus menanggung resiko (keburukan) pada akhirnya nanti.
Itulah definisi kebahagiaan yang sesungguhnya. Jadi, seorang yang kaya dengan cara korupsi tidak bisa disebut dengan orang yang bahagia meskipun ia kaya. Mengapa? Tentu saja, karena ia masih harus menanggung resiko (takdir buruk: di dunia atau di akhirat) dari tindakan korupsinya itu (kecuali jika ia bertaubat)! Begitu juga tentang orang yang merokok, dimana pada saat seorang perokok tersebut melakukan aktivitas merokok dan ia merasakan kenikmatan yang luar biasa dari tindakannya itu, namun ia masih belum bisa dikatakan sebagai orang yang bahagia (karena bisa menghisap rokok), hal ini disebabkan karena ia masih harus menanggung resiko (dampak buruk) dari rokok tersebut (kecuali jika ia berhenti merokok dan berobat). Karena rokok mengandung racun mematikan yang telah dianalisa dan dibuktikan secara klinis, dan ą50% di antara perokok meninggal dunia dalam usia muda (kurang dari 40th).
Okay, kita masuk ke point utama dalam artikel ini, yakni tentang syarat-syarat orang bahagia. Artikel ini berdasarkan pengalaman saya pribadi saat mendengar suatu ceramah dari KH. Zainuddin MZ. sekitar 10th yang lalu melalui sebuah siaran radio Surabaya. Namun, saya lupa apakah ini merupakan hadits atau perkataan ulama. Tapi, masalah implementasinya (praktek uji coba kebenarannya) sudah pernah saya buktikan sendiri, meskipun saya sendiri masih juga belum bahagia karena tidak bisa konsisten (tetap teguh) dalam pemenuhan syarat-syaratnya.
Tapi, tidak ada salahnya bukan, jika saya bagi-bagi pengetahuan dengan Anda. Karena saya lebih suka melihat orang bahagia daripada orang yang sedih.
1.Punya Rumah yang Luas
Artinya: punya hati yang luas (sabar). Kesabaran ada dua macam. Pertama, kesabaran dalam melaksanakan perintah agama (ibadah), dan kesabaran dalam menanggung suatu ujian/cobaan hidup. Sehingga dengan demikian, apapun permasalahan hidup Anda jika Anda bisa bersabar, maka semua itu sama sekali bukan masalah. Dan Anda akan bahagia
2.Punya Lampu yang Terang
Artinya: punya amal ibadah yang banyak. Ibadah berfungsi sebagai nutrisi utama bagi jiwa. Ia berfungsi sebagai pelebur dosa-dosa dalam diri seseorang. Ia juga berfungsi mengatasi kegelisahan perasaan dan pikiran, penghilang stress, dan menghapus sifat-sifat buruk (egois, kebodohan, sifat rakus, sombong, dll). Ia juga bisa memberikan motivasi yang besar kepada seseorang untuk menjalani kehidupan dengan cara sebaik-baiknya. Sehingga, jika ibadah seseorang itu sangat sedikit (terutama karena tidak mengamalkan rukun Islam seperti shalat, puasa, zakat, dll), maka ketahuilah bahwa sebenarnya jiwa orang tersebut telah kering, dan ia bahkan tidak akan bisa bersabar terhadap permasalahan-permasalahan yang kecil sekalipun. Mengapa demikian? Karena jiwa orang tersebut sedang kelaparan, sementara untuk bersabar memerlukan kekuatan jiwa yang besar. Kemudian, ibadah yang wajib yakni yang tercantum dalam rukun Islam- sebenarnya sudah cukup mampu untuk memberikan kebahagiaan terhadap seseorang, karena dia akan mendukung dan memberikan kekuatan dalam menghadapi permasalahan kehidupan ini. Dia juga bisa memberikan ketenangan dalam situasi apapun.
3.Punya Kendaraan yang Cepat
Artinya: punya teman yang baik. Teman yang baik adalah teman yang tidak hanya setia ketika Anda sedang dalam keadaan suka-cita, tapi ia juga menemani Anda dalam keadaan duka-cita. Teman yang baik juga merupakan teman yang bisa dipercaya, jujur, dan selalu memberikan nasihat yang positif ketika Anda berada dalam suatu permasalahan. Sebab itu, perhatikanlah dengan siapa Anda berteman. Dan berhati-hatilah dengan teman Anda yang memiliki watak yang buruk, karena setiap keburukan itu selalu memiliki awal, dan kebaikan juga demikian. Teman yang baik bisa mendatangkan kebaikan bagi Anda, dan teman yang buruk bisa saja mendatangkan keburukan bagi Anda.
4.Punya Isteri yang Baik
Artinya: sudah sangat jelas. Yakni, seseorang harus punya isteri yang baik (baca: shaleh). Isteri yang shaleh akan selalu taat pada suami, tidak selingkuh, dan selalu menjaga perasaan suami. Dia mengerti akan hak-hak suami dengan baik. Ia juga sangat pandai dalam menghibur hati suami ketika sedang bersedih.
Syarat no.4 ini merupakan syarat bagi mereka yang laki-laki. Sedang bagi wanita, maka syaratnya adalah kebalikannya, yakni dia harus punya suami yang baik. Suami yang baik adalah suami yang mengerti tentang kewajiban-kewajibannya sebagai suami, serta memahami seberapa besar tanggung jawabnya dalam mengatur, menjaga dan merawat keadaan rumah tangganya.
Jadi, pilih-pilihlah terlebih dulu kalau ingin menikah dengan seseorang. Lihat karakteristik (watak)nya, jangan cover (penampilan luar)nya, agar Anda tidak menyesal di kemudian hari. Pernikahan adalah suatu pengambilan keputusan yang sangat serius dan memberikan pengaruh yang besar terhadap masa depan seseorang.
Okay, itulah tentang syarat-syarat orang bahagia.
Selamat berbahagia. Salam sejahtera, dan nikmatilah hidup Anda.