Wednesday, September 8, 2010

Mampukah kita mencintai tanpa syarat ?

SEBUAH RENUNGAN, SEMOGA BERMANFAAT.. ...
Terlampir kisah nyata yang bagus sekali untuk contoh kita semua yang
saya dapat dari millis sebelah (kisah ini pernah ditayangkan di MetroTV).
Semoga kita dapat mengambil pelajaran.
MAMPUKAH KITA MENCINTAI ISTRI KITA TANPA SYARAT???
Ini cerita Nyata, beliau adalah Bp. Eko Pratomo Suyatno, Direktur Fortis
Asset Management yg sangat terkenal di kalangan Pasar Modal dan
Investment, beliau juga sangat sukses dlm memajukan industri Reksadana
di Indonesia.
Apa yg diutarakan beliau adalah Sangat Benar sekali.
Silahkan baca dan dihayati.
*MAMPUKAH KITA MENCINTAI ISTRI KITA TANPA SYARAT*
Sebuah perenungan, Buat para suami baca ya..... istri & calon istri juga
boleh...
Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja
bahkan sudah mendekati malam, Pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi
dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua.Mereka
menikah sudah lebih 32 tahun. Mereka dikarunia 4 orang anak.
Disinilah awal cobaan menerpa, setelah istrinya melahirkan anak keempat
tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Itu terjadi selama 2
tahun. Menginjak tahun ke tiga, seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan
terasa tidak bertulang, lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.
Setiap hari pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan
mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja, dia
letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian.
Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya
tersenyum.
Untunglah tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya
sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang.
Sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas
maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa2
saja yg dia alami seharian.
Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, Pak
Suyatno sudah cukup senang, bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap
berangkat tidur.
Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar
dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke 4 buah hati mereka,
sekarang anak2 mereka sudah dewasa, tinggal si bungsu yg masih kuliah.
Pada suatu hari...ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang tua
mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah,
sudah tinggal dengan keluarga masing2 dan Pak Suyatno memutuskan ibu
mereka dia yg merawat, yang dia inginkan hanya satu semua anaknya berhasil.
Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung berkata "Pak kami ingin
sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu, tidak
ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak....... bahkan bapak tidak
ijinkan kami menjaga ibu".
Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2 "sudah yg keempat
kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan
mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak, dengan berkorban
seperti ini kami sudah tidak tega melihat bapak. Kami janji kami akan
merawat ibu sebaik-baik secara bergantian".
Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2nya."Anak2ku
........... Jikalau perkawinan & hidup didunia ini hanya untuk nafsu,
mungkin bapak akan menikah..... tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian
disampingku itu sudah lebih dari cukup,dia telah melahirkan kalian..
Sejenak kerongkongannya tersekat,... kalian yg selalu kurindukan hadir
didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat dihargai dengan
apapun.
Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaannya seperti ini??
Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia
meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang, kalian menginginkan bapak
yg masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain? Bagaimana
dengan ibumu yg masih sakit.."
Sejenak meledaklah tangis anak2 pak suyatno. Merekapun melihat butiran2
kecil jatuh dipelupuk mata ibu Suyatno...dengan pilu ditatapnya mata
suami yg sangat dicintainya itu..
Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV
swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan
kepada Suyatno, kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya
yg sudah tidak bisa apa2.. Disaat itulah meledak tangis beliau dengan
tamu yg hadir di studio, kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup
menahan haru. Disitulah Pak Suyatno bercerita."Jika manusia didunia ini
mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi
(memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian) itu adalah kesia-siaan. Saya
memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat
diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan
bathinnya bukan dengan mata,dan dia memberi saya 4 orang anak yg
lucu2..Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama...
dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen
untuk mencintainya apa adanya.
Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit,,,"

"Hidup adalah Perjuangan tanpa henti-henti
... tidak usah kau tangisi hari kemarin"